Suara.com - Jemaah Gereja Immanuel di Jalan Merdeka Barat (sekitar Alun-alun) Kota Malang, Jawa Timur, menunda pelaksanaan misa demi menghormati dan terlaksananya Salat Idul Adha, Minggu (5/10/2014).
Takmir Masjid Agung Jami' Kota Malang, Zainuddin, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dan mengomunikasikan akan adanya pelaksanaan Salat Idul Adha dengan pengurus gereja Immanuel, sehingga misa yang seharusnya digelar pada pagi hari ditunda sekitar pukul 09.30 WIB.
"Kami berterima kasih dan memohon maaf kepada umat Kristiani yang terpaksa harus menunda pelaksanaan misanya karena pada pagi hari ini umat Islam melaksanaan Salat Id yang jemaahnya selalu meluber hingga di kawasan Gereja Immanuel, bahkan hingga di kawasan gereja dekat Sarinah di Jalan Basuki Rachmad," katanya ketika memberikan sambutan sebelum pelaksanaan Shalat Idul Adha di Masjid tersebut.
Sementara itu Wali Kota Malang, Moch Anton, dalam sambutannya mengajak umat Islam di daerah itu untuk bisa ikhlas dan rela berkurban demi orang lain, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail.
Dengan berkurban akan menumbuhkan nilai-nilai sosial yang kuat dan akan mengokohkan persatuan, persaudaraan serta kesatuan antarmanusia.
"Keberhasilan pembangunan yang dilakukan Pemkot Malang juga tidak lepas dari keikhlasan masyarakat untuk berperan serta, bahkan kesatuan dan persatuan antarmasyarakat, legislatif dan eksekutif maupun elemen lainnya juga tidak bisa kita abaikan," tegasnya.
Karena itu, lanjutnya, pada momen Idul Adha ini, masyarakat Kota Malang bisa menjadikannya sebagai titik balik menuju kota yang lebih baik dan bermartabat dengan mengakomodasi seluruh kekuatan dan kemampuan yang dimiliki.
Sementara itu Imam dan Khatib Salat Idul Adha di Masjid Jami' Kota Malang, KH Abdussomad Buchori, mengatakan, Idul Adha merupakan manifestasi sekaligus mengenang sejarah agung Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang wajib diwarisi oleh seluruh umat Islam, termasuk ajaran tauhidnya.
"Mari kita sebagai umat Muslim, kita bangun dan terus menerus membumikan ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail di negeri kita tercinta ini. Tidak mungkin membangun negara dengan penduduk mayoritas umat Islam, akan mengabaikan akidah dan ajaran Islam," tegasnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tersebut juga menyoroti adanya upaya kelompok tertentu untuk mengamendemen Undang-undang (UU) ke Mahkamah Konstitusi dengan mengajukan uji materi (judicial review), khususnya UU Nomor 1 Tahun 1 974 tentang Perkawinan.
"UU Perkawinan ini disahkan melalui proses yang panjang, sudah melalui persetujuan, mulai dari para politisi di DPR, eksekutif maupun seluruh umat beragama. Jangan memancing-mancing emosi umat Islam, kalau ini diteruskan bisa saja memunculkan emosi dan umat Islam sendiri juga harus kompak," tandasnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Jejak Korupsi POME: Dari Kantor ke Rumah, Kejagung 'Kunci' Pejabat Bea Cukai
-
'Spill' Blueprint Gen Z Ideal Versi Megawati: Cerdas, Melek Politik, dan Merawat Bumi
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?