Suara.com - Seorang jurnalis Australia dari harian Daily Mail, Candice Sutton terancam dideportasi dari Indonesia. Kepala Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Cilacap, Adhitia P. Barus mengatakan, Sutton diduga telah bekerja secara ilegal.
Karena, kata Adhitia, Sutton datang ke Indonesia dengan menggunakan visa turis. Rabu lalu, Sutton sudah diinterogasi di hotelnya karena berusaha melakukan liputan eksekusi duo Bali Nine tanpa mendapatkan dokumen resmi dari Kementerian Luar Negeri.
Jurnalis asing yang akan melakukan liputan di Indonesia harus mengajukan permohonan di Kedutaan Besar Indonesia atau perwakilan di negara asal.
Setelah itu, aplikasi tersebut akan dibahas di clearing house yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Intelijen Nasional, Kepolisian Indonesia dan TNI.
Jurnalis yang sudah mendapatkan visa untuk bekerja harus melapor ke Direktorat Informasi Kementerian Luar Negeri guna mendapatkan kartu pers sementara.
Bulan lalu, dua jurnalis dari Globo TV yang juga melakukan peliputan terhadap eksekusi mati di Nusakamabangan dideportasi karena melakukan pelanggaran visa. Mereka adalah Gomes Marcio dari Brasil dan Geovanne Percy Saima dari Peru. (ChannelNewsAsia)
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK