Suara.com - Kelompok radikal ISIS mulai menguasai kota-kota besar di Irak dan Suriah. Salah satunya kota Mosul, kota kedua terbesar di Irak.
Ada ribuan orang lari dari kota itu. Mereka lari ke Erbil ketika ISIS menduduki kota itu. Salah satu warga yang melarikan diri adalah Profesor. Itu hanya nama panggilan. Dia enggan namanya dipublikasikan lantaran keluarga besarnya masih dalam kendali ISIS.
Dia sekarang mengungsi di Erbil yang merupakan kawasan kumuh. "Saya pikir ISIS kehilangan jejak kamu," kata Profesor kepada NPR.
Profesor dan rekannya sudah mengamati pergerakan ISIS sebelum menduduki Mosul. Dia sangat takut saat ISIS datang pertama kali ke Mosul Juni 2014 lalu. Saat itu ISIS menghancurkan menara ponsel di sekitar kota. Sehingga warga kota sulit berkomunikasi via ponsel. Karena untuk mendapatkan sinyal, mereka harus naik ke bukit.
"Jadi berbahaya untuk mencoba untuk berkomunikasi lewat ponsel dari Mosul sekarang," katanya. Dia mendapatkan laporan itu dari sauuudara-saudaranya.
ISIS juga melarang warga Mosul keluar kota. Padahal banyak di antara warga Mosul yang harus ke rumah sakit, atau sekadar mengurus dokumen pendidikan. Mereka harus membayar penyelundup untuk mengirimkan dokumen melewati rute perang.
Sekarang, pemenanggalan dan pemukulan sering terjadi di Mosul. Bahkan penganut Yazidi di sana diperlakukan seperti budak.
Ajaran radikal ISIS mengharuskan warga Mosul tidak merokok. Sementara yang perepuan harus mengenakan pakaian yang menutupi rapat dari kepala hingga kaki. Bahkan mata mereka harus ditutupi juga.
Namun Mosul masih sebagai kota yang lengkap menyediakan berbagai keperluan. Bahkan pekerja pemerintah mengambil gajinya di Mosul. "Semuanya tersedia di sana, dan orang-orang masih mengambil gaji dari pemerintah," katanya.
Pemerintah Irak menghabiskan USD 16 juta perbulan untuk gaji PNS di Mosul. Namun ISIS menerapkan pajak untuk PNS yang mengambil gaji.
Kehidupan yang semakin suram di Mosul ketika perang terus berkecambuk antara ISIS dan pemerintah Irak. "Saya melihat mereka berkelahi, antara orang lokal dan asing," masih Profesor.
Tag
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan