Suara.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dari Papua, Natalius Pigai mengatakan, pihaknya akan mengawal keinginan pemerintah untuk mengambil alih PT Freeport, guna memastikan aspek HAM terwadahi.
"Pengambilalihan PT Freeport besar risikonya dari segi bisnis maupun politik. Orang Papua, termasuk saya, khususnya masyarakat adat yang menghuni wilayah eksploitasi, memiliki sikap tersendiri," kata Natalius Pigai, melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Natalius mengatakan, pengawalan Komnas HAM dalam hal tersebut adalah untuk memastikan agar aspek HAM, baik hak sipil, politik maupun ekonomi, sosial dan budaya, dapat terwadahi dalam kontrak karya. Begitu juga agar kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Menurut Natalius, perusahaan-perusahaan swasta nasional sering mengabaikan hukum dan aturan. Ini berbeda dengan perusahaan asing yang relatif konsisten dan taat.
"Kami khawatir bila Indonesia mengambil alih Freeport, perusahaan tersebut bisa dengan leluasa melakukan berbagai pelanggaran," tuturnya.
Natalius mengatakan, pemerintah harus memastikan bahwa perusahaan Freeport yang diambil alih akan menjalankan prinsip-prinsip HAM. Untuk lebih memastikan, hal itu menurutnya harus tercantum dalam proposal bisnisnya.
Menurut Natalius pula, Komnas HAM sendiri telah memiliki informasi lengkap mengenai rencana pengambilalihan itu, sejak Pemilu Presiden 2014 usai.
"Semoga Presiden memiliki niat yang tulus demi bangsa Indonesia. Saya akan mendukung kebijakan Presiden mengambil alih Freeport, bila demi negara dan rakyat Indonesia, termasuk orang Papua. Namun saya akan mengkritisi bila tidak bermanfaat," katanya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM