Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Amelia Anggraini, merasa tidak puas dengan pemaparan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Farid Moeloek terkait hasil penangan kasus vaksin palsu.
Pasalnya, Nila hanya membuka 14 nama rumah sakit dari 37 fasilitas pelayanan kesehatan yang terindikasi menerima distribusi vaksin palsu.
"Untuk itulah tadi saya juga mendesak untuk bisa dipublikasikan atau diumumkan 37 fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) yang terindikasi menggunakan vaksin palsu," kata Amel, di ruang rapat Komisi IX DPR RI, Gedung Nusantara I, Komplek DPR, Jakarta, Kamis (14/8/2016).
Amel melanjutkan, pun dari 14 nama rumah sakit yang disebutkan oleh Menkes Nila termasuk rumah sakit swasta yang tergolong menengah dan kecil.
"Tadi yang disampaikan baru 14 dan itu memang, kalau kita lihat kebanyakan adalah rumah sakit swasta menengah dan kecil," tutur Amel.
Selain itu, Amel juga mendesak supaya Menkes segera memberitahu kepada publik jenis vaksin yang dipalsukan. Katanya, publik sebagai konsumen harus mengetahui hal ini.
"Kemudian juga, tentunya menjadi hak bagi konsumen juga untuk diberitahu oleh pemerintah vaksin-vaksin apa saja yang dipalsukan. Sekarang kan orang mendengar seliweran dari berita, tetapi kan berita tidak resmi, harus resmi oleh pemerintah karena itu adalah hak konsumen," tutur Amel.
Amel juga mendesak supaya pemerintah terapkan langkah pencegahan yang konkret. Sebab, Amel menilai kasus vaksin palsu merupakan kasus kejahatan yang masif dan terstruktur.
"Kemudian preventif atau pencegahan nya seperti apa ke depan? karena ini adalah kejahatan korporasi, kejahatan sistemik, kejahatan yang 13 tahun sudah berjalan," kata Amel.
Amel menduga, dalam kasus ini pasti ada keterlibatan tenaga kesehatan di dalamnya. Katanya, kasus vaksin palsu merupakan kejahatan genosida (pembantaian massal)
"Artinya, diduga pasti ada oknum-oknum nakes (tenaga kesehatan) yang terlibat juga pada kejahatan vaksin palsu ini. Tadi kan dibilang bahwa ini adalah genosida bisa menghancurkan satu generasi," tegas Amel
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri