Juru bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir mengatakan pemerintah Indonesia masih berupaya untuk membebaskan 10 ABK yang disandera kelompok bersenjata Filipina pimpinan Abu Sayyaf. Berbagai pendekatan sedang dilakukan.
"Kami menggunakan multitrack strategy, kami gunakan pendekatan berbagai pihak, gunakan aset yang dimiliki, komunikasi resmi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Filipina, juga melakukan komunikasi dengan semua simpul yang kita miliki, baik di Manila maupun Filipina Selatan," kata Nasir di ruang Palapa, Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
Nasir mengungkapkan pemerintah juga melakukan komunikasi dengan para sandera untuk memastikan keadaan mereka. Sampai saat ini, keadaan mereka masih baik-baik saja.
"Pemerintah terus melakukan komunikasi agar dapat membesakan dan menyelamtakan nyawa para WNI," kata Nasir.
Upaya lain yang dilakukan, terutama untuk mencegah kasus penyanderaan terulang, yaitu berkoordinasi dengan negara tetangga untuk pengamanan. Pertemuan di Yogyakarta pada Mei lalu, salah satunya.
"Pertemuan kemarin itu bagian dari rangkaian awal yang dilakukan pada tanggal 25 Mei lalu, antara menlu dengan panglima tiga negara. Mereka akan melakukan dan mengambil berbagai langkah, di situ diintruksikan kepada panglima, akan membentuk SOP untuk merealisasikan pertemuan tersebut," kata Nasir.
Tag
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO