Sekretaris jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto mengakui nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil masih menjadi top survei calon gubernur Jawa Barat di Pilkada Jabar 2018 saat ini.
Meski begitu Hasto menilai hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga survei merupakan salah satu cara untuk mengukur persepsi publik dan harapan-harapan publik.
"Tapi survei bukan satu-satu-nya. Bagi kami, kekuatan gotong royong partai dalam menyatu dengan rakyat itu sebagai modal yang sangat penting. Kepercayaan rakyat sebagai modal yang sangat penting," ujar Hasto di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/9/2017).
Meski belum menentukan akan mengusung siapa di Pilkada Jawa Barat, partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri tengah menyiapkan mesin parpol untuk memenangkan pesta demokrasi.
"Sehingga pilkada bukan berbasiskan elektoral dan elektabilitas semata, tapi pilkada didasarkan komitmen untuk membangun masyarakatnya dan juga komitmen menciptakan pemerintahan yang baik, bersih, dan berkebudayaan," kata dia.
Sebelumnya sekjen Partai Golkar Idrus Marham telah memberikan sinyal bakal mengusung Ridwan Kamil bersama dengan Nasdem. Salah satu pertimbangannya adalah RK masih menjadi top survey.
Untuk diketahui, Partai Golkar dan PDI Perjuangan Jawa Barat sebelumnya telah sepakat untuk menjalin kerja sama dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2018 di 16 kota/kabupaten di Jawa Barat.
Menurut Hasto sinyal Partai Golkar mengusung RK belum final. Hal itu ia ketahui setelah menghubungi beberapa petinggi partai berlambang pohon beringin.
"Sampai saat ini mereka (Partai Golkar) belum final di dalam menetapkan paslon di Jawa Barat. Tentu saja ruang dialog terus kami lakukan tapi ketika setiap partai mengambil keputusan kami hormati keputusan itu," kata Hasto.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Klaim Elektabilitasnya Tinggi Jelang Pilgub Jabar
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO