Suara.com - Sikap Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali mengundang kecaman dari sesama anggota DPR, Selasa (26/9/2017).
Dia mengetuk palu tanda menyetujui laporan kerja panitia khusus hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi tanpa mempertimbangkan pendapat semua fraksi.
Akibat tindakan Fahri yang dianggap penuh arogansi, empat fraksi: PAN, Gerindra, PKS, dan Demokrat, bereaksi, bahkan sampai ada yang ke luar dari ruang rapat.
"Saya kira pimpinan terlalu arogan juga itu. Terlalu terburu buru mengetuk palu, tak mencerminkan mekanisme yang ada. PAN kan jelas menolak memperpanjang kerja pansus KPK. Di akhir kalimat pimpinan pansus minta waktu. Kami arahan ketua umum tak perlu diperpanjang," kata Yandri di Parlemen, Jakarta.
Yandri menyebut politikus yang dipecat PKS itu melakukan keputusan sepihak.
Anggota Fraksi Gerindra Nizar Zahro sampai memilih meninggalkan rapat paripurna gara-gara tindakan Fahri.
"Tadi itu saya mau interupsi lagi, maksudnya Fraksi Gerindra, PKS, dan PAN tidak setuju (diperpanjang). Itu mestinya disampaikan tapi Pak Fahri sebagai pimpinan sidang sudah kayak begitu mau gimana lagi makanya saya keluar lah," kata dia.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan fraksinya sejak awal konsisten menolak pansus KPK sehingga tidak mengirimkan anggota ke sana.
"Yang jelas kami sudah menyampaikan bahwa apa yang kami sampaikan adalah bagian rapat ini yang tidak bisa dipisahkan, bahwa kami menolak perpanjangan," kata dia.
Politikus Demokrat Erma Ranik mengatakan empat fraksi menolak pansus KPK diperpanjang, tetapi jumlah fraksi yang setuju lebih banyak, apa boleh buat.
"Ya kan tadi sudah ada pandangan fraksi, PAN, Gerinda, PKS, dan Demokrat. Tadi kan empat fraksi juga sudah memberikan pendapat, ya 4 lawan 6 lah, kalah jumlah lah," katanya.
Sementara itu, Fahri menolak disebut arogan dan tidak mau mendengarkan pendapat empat fraksi.
"Dalam rapat paripurna, empat fraksi menolak perpanjangan itu. Meski mereka memberikan apresiasi terhadap kinerja pansus," kata dia.
Itu sebabnya, Fahri kemudian memutuskan untuk mengetukkan palu.
"Ini hanya laporan, dan karena hanya laporan, laporannya diterima atau tidak, semua mengapresiasi, Gerindra mengapresiasi, PAN mengapresiasi, itu artinya diterima," katanya.
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh