Suara.com - Seiring penandatanganan deklarasi pendahuluan bilateral antara Yunani dan Republik Macedonia Utara (sebelumnya FYROM) di desa Psarades, tepian Danau Prespa (17/06/2018), terjadi unjuk rasa dekat desa kecil Pisoderi, sekitar 25 kilometer dari Psarades.
Dilaporkan oleh Aljazeera, bahwa para pengunjuk rasa Yunani bentrok dengan polisi anti huru-hara, yang memukul balik dengan gas air mata. Seorang perempuan terkena lemparan batu di kepala, sementara seorang lelaki dirawat karena kesulitan bernapas.
Paling tidak, ada sekitar 500 demonstran, dengan para pengibar bendera Yunani yang mencoba merangsek ke lokasi deklarasi pemutus percekcokan sepanjang 27 tahun itu.
Hasil kesepakatan bilateral: FYROM menjadi Republik Makedonia Utara, sementara Yunani yang selama ini berkeras bahwa nama Makedonia membawa dampak negatif bagi situasi teritorial wilayahnya sekaligus mencuri kebudayaan Hellenic kuno berkait Aleksander Agung dari Makedonia, kini menarik keberatannya.
Hal itu akan diwujudkan dalam bentuk pemberian persetujuan bahwa Republik Makedonia Utara bisa bergabung dengan pakta pertahanan Atlantic Utara (NATO) serta Uni Eropa.
Pada hari Minggu (17/06/2018) saat deklarasi ditandatangani, penjagaan tampak ketat, sampai berkilometer jauhnya dari lokasi. Siapapun yang mendekat bakal ditanyai kartu identitas.
Toh para pengunjuk rasa bisa mencapai Pisoderi. Keberatan mereka tetap berakar kepada hal yang sama, di mana dunia luar bakal gagal membedakan mana Makedonia sebagai mantan negara Yugoslavia, serta Makedonia sebagai sebuah provinsi dalam negara Yunani. Apalagi, di kawasan itulah lahir Aleksander Agung, raja Makedonia kuno yang wilayahnya membentang dari Yunani sampai ke India.
Sementara dari salah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya dan berada di Skopje, Republik Makedonia Utara menyatakan, "Bagaimana pun, kami memiliki akar sebagai bangsa Slav (dan penutur bahasa Slavonik), berbeda dengan mereka sebagai pemegang sejarah Hellenic kuno maupun Hellenic modern, yaitu Republik Yunani."
Baca Juga: Dahulukan Mana, Puasa Syawal atau Bayar Utang Ramadan?
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak