Namun, Alvin Lie mengaku tidak ingin berspekulasi lebih jauh terkait hal tersebut. Pasalnya, banyak faktor yang bisa saja terjadi dalam penerbangan.
"Bisa saja itu menghindari sesuatu, bisa saja menghindari kawanan burung. Ini memang kalau melihat grafiknya kecepatan dan penerbangannya ini ada yang tidak wajar, harus ada pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya.
Menurut Alvin Lie, yang bisa dilakukan saat ini adalah melihat buku log (log book) pemeliharaan pesawat.
"Apa pesawatnya sempat mengalami kendala atau seperti apa kan akan kelihatan di sana. Baru kita melihat faktor lain, apa ada masalah cuaca atau seperti apa begitu sampai pesawat ini bisa jatuh dan mengapa pesawat mengalami penurunan kecepatan," ujarnya.
Rekam Jejak Sang Pilot
A Delhy Boy, Bhavye Suneja adalah kapten maskapai Indonesia, Lion Air Beoing 737 Max yang jatuh ke laut saat mengoperasikan penerbangan domestik dari Jakarta ke Pangkal Pinang pada hari Senin bersama 189 penumpang.
Demikian laman The Time of India mengawali tulisan dalam artikelnya.
Dari penelusuran Times of India, Suneja tercatat sebagai warga Mayur Vihar yang lulus dari Ahlcon Public School di daerah itu pada tahun 2005. Ia kemudian bergabung dengan maskapai Lion Air di Indonesia pada Maret 2011, di mana ia menerbangkan pesawat jenis Boeing 737.
Seorang pejabat senior dari maskapai terkemuka di India yang mengoperasikan Boeing 737 mengatakan, Suneja sedang mempertimbangkan untuk kembali ke India.
Baca Juga: Lumpur Misterius Halangi Pencarian Korban Lion Air di Dalam Laut
"Kami berbicara Juli ini. Dia adalah orang yang terdengar sangat manis. Menjadi pilot yang berpengalaman di Boeing 737 dengan catatan bebas kecelakaan, kami ingin ia bersama kami karena kredensial baiknya. Permintaan satu-satunya adalah dia ingin dekat dengan Delhi," kata pejabat senior tersebut.
"Karena sebagian besar pilot berasal dari India utara, saya mengatakan kepadanya bahwa begitu dia terbang bersama kami selama setahun, kami akan mempertimbangkan keinginannya kembali ke India. Dia menginginkan bantuan kami dalam mendapatkan ATPL India (lisensi). Beberapa pilot lain dari Lion Air juga telah bergabung dengan kami baru-baru ini," sambung pejabat itu.
Merunut profil di akun Linkedin-nya, Suneja mendapatkan lisensi pilot dari sekolah pilot Bel Air International pada 2009. Pada Maret 2011, ia bergabung dengan maskapai penerbangan berbiaya murah, Lion Air yang berbasis di Jakarta.
Lion Air menyebut Bhavye Suneja punya lebih dari 6.000 jam terbang. Pesawat Boeing 737 MAX 8 dengan nomor registrasi PK-LQP yang dikomandoi Bhavye Suneja baru beroperasi sejak 15 Agustus 2018. Sementara sang co-pilot Harvino memiliki lebih dari 5.000 jam terbang.
Tag
Berita Terkait
-
Pesan Terakhir Naik Lion Air: Kamu Wonder Womennya Papa....
-
Lumpur Misterius Halangi Pencarian Korban Lion Air di Dalam Laut
-
Pakai Perahu Kayu, Nelayan Angkat Potongan Tubuh Korban Lion Air
-
Doa Sri Mulyani untuk Korban Lion Air di Hari Oeang
-
Relawan Prabowo-Sandi Tak Terima Disebut Sebarkan Hoaks Lion Air
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru