Suara.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT kekurangan pesawat untuk membuat hujan buatan atau operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) kebakaran hutan. Pesawat untuk penyemai garam dalam operasi ini jumlahnya sangat terbatas.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT Hammam Riza mengatakan jika ada Karhutla di Sumatera dan di Kalimantan, maka akan sulit merancang hujan buatan secara serentak. Sumatera paling rawan terjadi Karhutla yang merugikan masyarakat dan juga pelaku usaha.
Tahun 2019 terjadi fenomena El Nino yang tidak bisa dianggap remeh, karena potensi Karhutla bisa lebih tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir.
"Semoga dengan dukungan BNPB yang semakin erat ini, kami dapat dibantu untuk pengadaan armada pesawat hujan buatan," kata Hammam Riza pada peluncuran operasi TMC untuk Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Senin (4/3/2019).
Operasi TMC ini sebenarnya dapat dilakukan lebih massif. Khususnya untuk dilaksanakan di beberapa wilayah Indonesia yang berpotensi besar terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Strategi pelaksanaan hujan buatan ini diusulkan Kepala BPPT, dapat juga difokuskan untuk membasahi (re-wetting) lahan gambut yang dinilai mempunyai tingkat kekeringan yang sudah perlu diwaspadai.
"Jadi, ya, kita tahu, mencegah lebih baik. Jika hujan buatan ini dilakukan di lahan gambut, maka kelembaban tanah pada area lahan gambut akan tetap terjaga, sehingga potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut juga semakin berkurang," katanya.
Karena itu, operasi TMC perlu dilakukan di daerah rawan kebakaran di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Karena itu, ia mengapresiasi inisiatif Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk antisipasi Karhutla sejak dini karena pengalaman bencana asap 2015, kebakaran laham gambut sulit dipadamkan dan menghasilkan polusi asap yang menimbulkan banyak kerugian.
Operasi TMC menggunakan satu pesawat Cassa 212 TNI AU. Pesawat ini bisa mengangkut garam hingga 800 kilogram sekali terbang. Operasi TMC ini membantu Satgas darat dan udara, yang hingga kini berjibaku melakukan pemadaman Karhutla.
Baca Juga: Dikepung Asap Kebakaran Hutan, Satu SD di Riau Libur Mendadak
Tahap awal operasi TMC berlangsung selama bulan Februari sampai Maret. Sejak Februari sudah sekitar lima ton garam yang digunakan untuk menyemai awan di Bengkalis dan Dumai.
Untuk tahap selanjutnya akan fokus di Pelalawan dan Meranti. Ia mengatakan, pantauan satelit Terra/Aqua dan SNPP sejak 1 Januari hingga 27 Februari 2019 menunjukan total titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen di Riau jumlahnya mencapai sebanyak 293 titik.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan, luas Karhutla sudah lebih dari 1.300 hektare di Riau. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak musim kemarau di Riau diprakirakan terjadi pada Juli sampai Agustus. Di Riau sendiri musim kemarau tidak terjadi serentak, di daerah pesisir sudah terjadi pada awal Juni sedangkan di daratan 10 hari kemudian.
"Artinya apa, itu (kemarau) tidak seragam akan berpengaruh pada pola sebaran hotspot Ia menambahkan dampak El Nino pada tahun ini lemah, jadi kemarau tak separah tahun 2015. Meski El Nino lemah, kita tidak boleh lengah," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai