Suara.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebut ada sebanyak 71 tenaga medis RS Mitra Keluarga Depok dirumahkan usai berinteraksi dengan dua WNI yang terinfeksi virus corona.
Saat ini mereka tidak diizinkan untuk bekerja di rumah sakit guna mencegah penyebaran virus corona.
Saat ini Pemerintah Kota Depok sedang melakukan konfirmasi lebih lanjut mengenai kondisi puluhan tenaga medis tersebut.
"Ada 71 tenaga media yang sempat interaksi dengan pasien, untuk antisiapsi mereka dirumahkan dari RS," kata Idris saat menjadi narasumber di acara KompasTV, Senin (2/3/2020).
Idris menegaskan telah mengerahkan tim untuk melakukan penelusuran terhadap puluhan tenaga medis RS Mitra Keluarga Depok yang dirumahkan tersebut.
Termasuk memeriksa interaksi para tenaga medis selama tidak bekerja di rumah sakit.
"Nanti diperiksa, didata, dicek juga rumahnya bisa saja dia itu warga Jakarta, Bogor, Bekasi atau mungkin warga Depok, nanti dipantau," ungkapnya.
Saat ini Pemkot Depok juga telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk melakukan penelusuran terhadap para tenaga medis tersebut.
Langkah tersebut diambil guna memotong rantai penyebaran virus mematikan yang bersumber dari Kota Wuhan, China itu.
"Sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat," ujarnya.
Baca Juga: 2 WNI Dinyatakan Positif, Berikut Cara Melindungi Diri dari Corona Covid-19
Untuk diketahui, dua WNI yang terinfeksi virus corona merupakan warga Depok, Jawa Barat. Keduanya merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun.
Sang anak yang berprofesi sebagai guru dansa itu tertular virus mematikan dari rekan dansanya yang merupakan WN Jepang yang berdomisili di Malaysia.
Saat ini, WN Jepang tersebut juga dinyatakan positif virus corona dan menjalani perawatan di Malaysia.
Kedua WNI positif virus corona sedang menjalani perawatan isolasi di RSPI Dr Sulianti Saroso, Jakarta.
Kontributor : Supriyadi
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka