Suara.com - Ada yang berbeda dengan pelaksanaan salat tarawih pertama pada Bulan Ramadhan 1441 Hijriah (Kamis 23/04) di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sebab pelaksanaan salat trawih tersebut hanya dihadiri oleh sedikit jemaah.
Melansir Saudi Press Agency, ada perbedaan untuk pelaksanaan salat tarwih di Dua Masjid Suci yakni jumlah rakaat hanya 10. Selain itu, yang boleh hadir adalah Para Syeikh dan staf masjid yang bertugas.
"Diadakan di Masjid Nabawi di Madinah hari ini (23/04), salat Tarawih pertama pada malam pertama bulan Ramadhan tahun 1441 H, setelah persetujuan dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud," tulis sebuah laporan pada Saudi Press Agency.
"Tentang pelaksaan salat Tarawih di Dua Masjid Suci, dikurangi mereka menjadi lima salam (10 rakaat), dan dilanjutkan dengan doa, sambil terus menunda masuknya jemaah untuk mencegah penyebaran virus Corona," lanjutnya.
Dalam pelaksanaan salat tarawih pertama tersebut juga terlihat dijaga ketat oleh petugas dengan menggunakan masker.
Yang hadir dalam salat juga sangat sedikit, hal tersebut sehubungan dengan keputusan mengenai pembatasan jemaah salat yang boleh dihadiri oleh Syeikh, karyawan dan pekerja yang berwenang.
Pihak yang berwenang juga terus melakukan pembersihan dan sterilisasi menggunakan cairan disinfektan yang ramah lingkungan serta memasang kamera termal untuk mengetahui suhu tubuh setiap orang yang masuk ke masjid.
Seperti diberitakan sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz akhirnya mengizinkan salat tarawih digelar pada bulan Ramadhan 2020, di tengah wabah virus corona covid-19.
Namun, Raja Salman hanya mengizinkan salat tarawih digelar di dua masjid suci yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Baca Juga: Umat Islam Indonesia Tetap Gelar Salat Tarawih di Tengah Wabah Corona
Sebelumnya pada hari Selasa, Presiden Umum Urusan Masjid Agung dan Masjid Nabi Syekh Dr Abdulrahman Bin Abdulaziz Al-Sudais mengumumkan bahwa salat tarawih akan dikurangi menjadi hanya lima Tasleemat atau 10 rakaat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu