Suara.com - Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan merilis ada empat sekolah tertimbun lumpur dan digenangi air imbas dari terjangan banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah tersebut pada Senin (13/7).
Empat sekolah tersebut terdiri dari tiga unit sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama di dua kecamatan. Pada Kecamatan Masamba yakni SD Inkor Masamba dan SMP 1 Masamba, sedangkan untuk Kecamatan Sabbang yakni SD 20 Pongo dan SD 19 Sabbang.
Kepala Dinas Pendidikan Luwu Utara Jasrun yang dihubungi dari Makassar Kamis (16/7) menyebutkan dua sekolah terdampak timbunan lumpur, yakni SD Inkor Masamba dan SD 20 Pongo. Sementara SMP 1 Masamba dan SD 19 Sabbang tergenang air.
"SMP 1 Masamba ini posisinya ada di depan bandara dan baru kali ini sekolah itu terdampak banjir dan masih digenangi air sampai sekarang. Kalau SD 19 Sabbang itu malah banjir masuk dan ada juga lumpur. Depannya sekolah masih seperti sungai," ungkapnya.
Ia berujar bahwa sekolah dengan dampak paling parah, yakni SD Inkor Masamba yang hampir seluruh bangunan tertutupi lumpur sehingga yang tersisa hanya atap sekolah muncul di permukaan.
Sekolah ini terdiri dari enam rumbel dengan total tenaga didik sekitar 70 orang. Karena jumlah yang tidak begitu besar, maka Disdik berencana akan menggabungkan siswa SD Inkor Masamba dengan SD Bone yang lokasinya tidak begitu jauh.
"Rencana begitu, dan ini akan kita bicarakan dengan orang tua murid karena dalam waktu ini sekolah sudah tidak bisa dipakai. Kita sudah meminta alat berat untuk segera mengeruk lumpur. Totalitas harus dimaksimalkan karena lokasinya di tengah-tengah pemukiman." paparnya.
Selain itu, ada juga SD 20 Pongo yang kondisinya tertimbun lumpur hingga ketinggian setengah meter.
"Kita belum bisa menentukan langkah penanganan, terpenting sekarang mudah-mudahan alat berat bisa masuk mengerok karena ada tertimbun sampai 2 meter sebelum lumpur itu semakin mengeras," ujarnya.
Baca Juga: Analisis KLHK: Banjir Bandang Luwu Utara Akibat Perkebunan Sawit
Selain empat sekolah, sebelumnya ada juga SMP Kalitata Kecamatan Malangke Barat yang digenangi air, tetapi sekolah ini hampir setiap tahun tergenang air saat hujan turun.
"Bisa dibilang sekolah ini selalu menjadi langganan dimasuki air setiap kejadian banjir," katanya. (Antara).
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap pada Pengadaan Katalis Pertamina
-
Refly Harun : Gibran Jadi Wapres Setelah SMA di Luar Negeri Adalah Cacat Bawaan
-
Jejak Karier Irjen Asep Edi Suheri yang Dituntut Mundur: Punya Prestasi Mentereng
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang