Suara.com - Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon angkat bicara mengenai Komisaris Utama PT Pertamina (persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang membuka aib perusahaan minyak negara tersebut.
Ia mengusulkan agar Kementerian BUMN mengganti komisaris jika mereka merasa terganggu dan punya nyali.
Hal itu disampaikan oleh Jansen melalui akun Twitter miliknya @jansen_jsp.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu, jika Kementerian BUMN merasa terganggu dengan segala ocehan Ahok ke publik, maka Kementerian BUMN bisa segera bertindak menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mengganti komisaris.
"Jika ucapan pembubaran dan titipan itu dianggap mengganggu dan @KemenBUMN punya nyali adakan saja segera RUPS ganti komisaris. Selesai urusan," kata Jansen seperti dikutip Suara.com, Jumat (18/9/2020).
Namun, jika Kementerian BUMN tidak memiliki nyali untuk melakukannya, maka Jansen meminta agar kementerian BUMN cukup diam saja.
Ia menilai Kementerian BUMN tak perlu memberikan banyak komentar di publik hingga menyebabkan adanya debat diantara internal Pertamina di ruang publik.
"Jika tidak, diam saja, timbang kalian kebanyakan debat di ruang publik padahal antar kalian," ungkap Jansen.
Jansen meminta masyarakat tidak teralihkan dengan isu buka-bukaan aib Pertamina.
Baca Juga: Dukung Sepak Terjang Ahok: Pembantu Presiden Pakai Nama Basuki Memang Jos
Ia mengajak masyarakat untuk tetap fokus dalam penanganan Covid-19 yang mulai semakin meresahkan di Indonesia.
"Mari tetap fokus Covid-19 teman-teman, ini yang utama," tuturnya.
Ahok Disorot
Ahok melalui YouTube bercerita tentang posisinya di Pertamina. Dia bilang bukan lagi sebagai pengawas direksi, tetapi eksekutor.
Ahok mengibaratkan posisi komisaris di BUMN seperti "neraka lewat, surga belum masuk". Sebab, semua keputusan rapat umum dan pemegang saham yang menentukan Key Performance Indicators dewan kerja komisaris dan direksi dilakukan di Kementerian BUMN.
Ahok menambahkan, semua keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menentukan Key Performance Indicators yakni penilaian kinerja dewan komisaris dan direksi dilakukan di kementerian BUMN.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Waspada Air Laut Tembus Tanggul Pantai Mutiara, Pemprov Target Perbaikan Rampung 2027
-
Pemulihan Bencana Sumatra Butuh Rp51 Triliun, AHY: Fokus Utama Pulihkan Jalan dan Jembatan
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Tak Cukup di Jabar, TikToker Resbob Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
PSI Tapsel Salurkan Bantuan ke Sangkunur, Sejumlah Desa Masih Terisolasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional