Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan ihwal anggaran Rp 479 miliar yang dialokasikan untuk pasien positif Covid-19 yang melakukam isolasi mandiri. Dana untuk 273.662 orang itu nantinya bisa digunakan untuk pembelian obat-obatan dan vitamin.
Hal itu disampaikan Budi menjawab kritikan dari Anggota Komisi IX Darul Siska dan Rahmat Handoyo dalam rapat kerja Senin kemarin. Keduanya mempertanyakan keberadaan anggaran tersebut yang berpotensi menimbulkan penyimpangan.
"Banyak pertanyaan kenapa isolasi di rumah dikasih anggaran, itu sebenernya terkait sebagian besar untuk obat-obatannya pak," kata Budi dalam rapat kerja Komisi IX, Selasa (9/2/2021).
"Jadi walaupun dia sudah teridentifikasi, tapi ringan, dia dimasukan di rumah. Kalau dia positif konfirmasi, kita kasih minimum obat-obatan, vitamin, dan anti virus anti virus oseltamivir. Tapi kalau dia hanya kontak erat kita kasih vitamin-vitamin saja," sambungnya.
Sebelumnya Komisi IX DPR mengkritik Kementerian Kesehatan yang menganggarkan Rp 479 miliar untuk pasien covid-19 yang melakukan isolasi mandiri. Dari anggaran tersebut, setiap pasien dialokasikan mendapat dana sebesar Rp 1,75 juta untuk 14 hari waktu isolasi.
Anggota Komisi IX DPR Darul Siska mempertanyakan pertimbangan dan alasan Kemenkes mengalokasikan anggaran untuk pasien covid-19 yang isolasi mandiri.
"Ini soal isolasi mandiri yang di rumah, pak menteri, yang juga disediakan anggarannya sebanyak cukup besar Rp 479 Miliar. Apakah memang reasonable orang yang isolasi mandiri di rumah kita bayari?" tanya Darul kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja, Senin (8/2/2021).
Pasalnya, dengan anggaran ratusan miliar rupiah, bukan tidak mungkin muncul potensi penyimpangan. Karena itu teknis pemberian serta pengawasannya dipertanyakan.
"Dan ini teknisnya nanti bagaimana? Apakah ini tidak menjadi sesuatu yang bisa disimpangkan atau bisa disalahgunakan oleh pengelolanya di tingkat bawah? Karena ini sulit untuk dipertanggungjawabkan," kata Darul.
Baca Juga: Efikasi Vaksin AstraZeneca Terhadap Virus Corona Afrika Selatan Hanya 10%
Kritik senada juga dilayangkan anggota Komisi IX Rahmat Handoyo. Ia mempertanyakan sejauh mana kemudian negara membantu biaya isolasi pasien covid-19.
Menurutnya banyak masyarakat di pedesaan terdalam melakukan isolasi mandiri. Dengan alokasi dana tersebut, ia bertanya bagaimana kemudian pemerintah bisa menjangkau.
"Kalau setiap penduduk itu yang isolasi mandiri mendapatkan hak konsumsi maupun gizi Rp 1,4 juta per 14 hari tentu uang besar. Saya setuju, kalau benar-benar itu sampai, haknya juga sampai. Tapi kalau ternyata saudara kita yang mendapatkan isolasi mandiri didata oh yang isolasi mandiri jumlahnya sekian ribu, ternyata tidak sampai, itu bentuk moral hazard yang potensi moral hazard, ada potensi lost, ada potensi moral hazard di lapangan," tutur Rahmat.
Sebab itu, Rahmat meminta Menkes Budi memperhatikan betul perihal alokasi dana untuk pasien isolasi mandiri.
"Ini memang mohon maaf karena besar pak menteri jadi memang perlu diplototi betul. Saran saya pak menkes bener-bener melihat karena ini data disiapkan oleh pak menteri," ujarnya.
Sementara itu sebelumnya, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono memaparkan perihal anggaran untuk isolasi mandiri dan terpusat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!