Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat 21 dari total 23 kecamatan di daerah itu masuk kategori wilayah rawan banjir. Warga yang tinggal di 21 kecamatan itu pun diminta waspada/
"Warga terus waspada terlebih hujan dengan intensitas tinggi masih terus mengguyur sejumlah wilayah dalam sepekan terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi Muhammad Said di Cikarang, Jumat (4/6/2021).
Said mengaku saat ini hanya ada dua kecamatan di wilayahnya yakni Kecamatan Bojongmangu dan Cibarusah yang berada di tingkat kerawanan banjir rendah sementara selebihnya merupakan daerah rawan banjir.
Dia menyebut meski tingkat kerawanan banjirnya rendah bukan berarti kedua daerah itu bebas bencana. Bojongmangu merupakan daerah dataran tinggi sehingga rawan terjadi longsor sedangkan Cibarusah hampir setiap tahunnya dilanda bencana kekeringan karena sulit menemukan mata air.
Said mengimbau warga tidak lagi terpaku pada musim penghujan maupun kemarau sebab di masa peralihan iklim dan cuaca ini, hujan bisa turun setiap saat.
"Biasanya Mei-Juni itu dihadapkan musim kemarau tapi masalahnya sekarang beberapa kali di hari terakhir ini kok masih turun hujan. Sehingga kini kami imbau warga tidak lagi terpaku rutinitas tahunan, bulan ini kemarau, bulan ini hujan. Saat ini kita harus siap dengan kondisi yang ada," katanya.
Hujan lebat yang turun sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di dua titik yakni Kali Ulu Cikarang Utara dan Kedungwaringin meski tidak sampai menggenangi rumah warga.
Dia menyatakan bukan tidak mungkin jika hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur, banjir besar kembali akan merendam Kabupaten Bekasi.
"Untuk itu, karena ada perubahan cuaca dan iklim, kita semua harus waspada. Kemarin di Kali Ulu dan Kedungwaringin sudah sampai satu lutut, beruntung banjir menggenang sesaat, setelah itu surut lagi," ucapnya.
Baca Juga: Kades Pemalsu Surat Tanah di Bekasi Dituntut 8 Bulan, Keluarga Ahli Waris Kecewa
Said mengungkapkan banjir besar yang terjadi awal tahun lalu telah membuat jumlah wilayah rawan bencana di Kabupaten Bekasi meningkat dari semula 20 kini menjadi 21 kecamatan. Praktis hanya dua kecamatan dengan tingkat kerawanan rendah.
"Memang ada peningkatan daerah rawan, jadi total ada 21 dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi dengan total 157 titik," ucap dia.
Seperti diketahui pada Februari-Maret 2021 banjir besar melanda Kabupaten Bekasi dengan tinggi muka air mencapai lebih dari dua meter. Terparah terjadi di Kecamatan Pebayuran lantaran tanggul di hilir Citarum jebol sehingga merendam ribuan rumah warga hingga menyebabkan puluhan ribu warga juga terpaksa mengungsi.
Pemerintah daerah saat ini menyiapkan penambahan delapan desa tanggap bencana (Destana) untuk meminimalisir dampak bencana termasuk bencana banjir.
"Sejak 2017, Kabupaten Bekasi telah membentuk 14 kelurahan dan desa tanggap bencana. Tahun ini akan ditambah delapan lagi desa tanggap bencana dengan harapan mampu meminimalisir dampak bencana," kata Said. (Antara)
Berita Terkait
-
Tabung Gas Meledak, Kontrakan 4 Pintu di Bekasi Ludes Dilalap Si Jago Merah
-
Video Viral Suami Pukul Istri yang Tolak Berhubungan Intim Bukan Terjadi di Bekasi
-
Kades Pemalsu Surat Tanah di Bekasi Dituntut 8 Bulan, Keluarga Ahli Waris Kecewa
-
ICW: Komisaris Perusahaan Tempat Firli Bahuri Sewa Helikopter Pernah Diperiksa KPK
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri