Suara.com - Fosil perempuan remaja yang hidup 7.200 tahun silam di Pulau Sulawesi Indonesia, kini diketahui memunyai hubungan DNA dengan penduduk asli Australia dan Papua yang ada saat ini.
Para arkeolog dari Indonesia, Australia, dan Jerman telah berhasil menganalisis DNA fosil yang ditemukan tahun 2015 di Leang Panning (Gua Kelelawar) di daerah Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Fosil ini diberi nama Besse, yaitu panggilan untuk anak perempuan dalam Bahasa Bugis-Makassar.
Profesor Adam Brumm dari Griffith University Australia yang memimpin penelitian di gua-gua yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep, menjelaskan Besse merupakan orang Toalean yang hidup antara 8.000 hingga 1.500 tahun lalu.
"Orang Toalean merupakan manusia pemburu-pengumpul awal yang hidup di hutan-hutan Sulawesi Selatan, berburu babi dan mengumpulkan kerang dari sungai-sungai," kata Prof. Adam.
"Rekan peneliti dari Indonesia berhasil menemukan fosil ini saat melakukan penggalian pada tahun 2015, dan kami menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk bisa melakukan analisis DNA," jelasnya dalam wawancara dengan program Radio National ABC.
Tim yang dipimpin Prof. Adam kemudian melakukan penggalian ulang di gua Leang Panning pada tahun 2019, guna memastikan konteks penguburan Besse. Melalui proses pengukuran radio karbon, tim ini memastikan Besse berasal dari periode 7.300 hingga 7.200 tahun silam.
Ia menjelaskan, uji DNA terhadap tulang telinga bagian dalam fosil ini dilakukan setelah mereka berhasil merekonstruksi hanya sekitar 2 persen dari seluruh genom fosil Besse.
"Di seluruh kawasan kita, hanya ada dua contoh DNA manusia purba yang pernah ditemukan di dataran Asia Tenggara, yaitu di Laos dan Malaysia dengan usia sekitar 8.000 tahun, mirip dengan temuan ini," jelas Prof. Adam.
Baca Juga: BNPB: Kondisi Terkendali Setelah Banjir Bandang di Kabupaten Sigi
Dari analisis DNA ditemukan bahwa Besse memiliki hubungan dengan penduduk asli Australia dan orang Melanesia yang ada saat ini.
"Nenek moyang Besse, serta nenek moyang orang Aborigin dan orang Melanesia berasal dari satu populasi yang sama yang datang ke kawasan ini sekitar 50.000 hingga 65.000 tahun silam," jelas Prof. Adam.
Temuan DNA Besse yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature , adalah yang pertama di kawasan Wallacea, yaitu pulau-pulau antara Kalimantan dan Papua yang menjadi gerbang ke Benua Australia.
Besse dimakamkan dalam posisi meringkuk dan sebagian tertutup oleh batu. Perkakas dari batu dan oker merah (batu kaya zat besi yang digunakan untuk membuat pigmen) ditemukan di kuburannya, bersama dengan tulang belulang binatang.
Para arkeolog dari Universitas Hasanuddin yang menemukan fosil ini menamainya Besse, mengikuti kebiasaan dalam etnis Bugis-Makassar yang memberikan julukan Besse untuk anak perempuan.
Artefak orang Toalean hanya ditemukan di sekitar 6 persen wilayah Sulawesi sehingga ini, menurut Adhi Agus Oktaviana, salah satu peneliti, menunjukkan mereka memiliki kontak yang sangat terbatas dengan budaya manusia purba lainnya.
Berita Terkait
-
BNPB: Kondisi Terkendali Setelah Banjir Bandang di Kabupaten Sigi
-
Kondisi Terkini Desa Rogo Usai Diterjang Banjir Bandang
-
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan Senin 30 Agustus 2021
-
Begini Dahsyatnya Banjir Bandang di Sigi Sulawesi Tengah Tadi Malam
-
Satgas Klaim Kasus Aktif Covid-19 di Kendari Tersisa 275 Orang
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur