Pada Februari lalu, López Obrador mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menerima informasi keliru, setelah Blinken menulis "saya bergabung dengan mereka yang menyerukan akuntabilitas dan perlindungan yang lebih besar bagi jurnalis Meksiko.”
López Obrador mengklaim pemerintah sedang menyelidiki semua pembunuhan dan menyarankan Blinken menerima informasi tidak benar dari lembaga AS lainnya seperti CIA, FBI, dan Drug Enforcement Administration (DEA). "Mereka menipunya," kata Obrador.
"Kami tidak mentolerir impunitas siapa pun.” Pada pekan lalu, López Obrador juga mengeluarkan tanggapan marah terhadap kritik Parlemen Eropa atas pembunuhan jurnalis di Meksiko.
Dia bahkan balik menuduh orang Eropa memiliki "mentalitas penjajah.” Parlemen Eropa menyetujui resolusi pada Kamis (10/03) lalu yang mendesak presiden López Obrador untuk menghentikan serangan verbalnya yang keras terhadap wartawan Meksiko yang mengritiknya dan memastikan keselamatan mereka.
Kelompok pers mengatakan kritik harian López Obrador terhadap jurnalis, yang dia sebut "konservatif" dan "tentara bayaran" membuat para insan pers lebih rentan terhadap aksi kekerasan.
Seruan untuk menghentikan tindakan penghinaan terhadap pers Inter American Press Association Februari lalu meminta presiden Meksiko itu untuk "segera menghentikan agresi dan penghinaan, karena serangan dari puncak kekuasaan seperti itu mendorong kekerasan terhadap pers.”
Resolusi UE menyerukan kepada pihak berwenang dan khususnya yang tertinggi di Meksiko, untuk menahan diri dari mengeluarkan pernyataan apa pun yang dapat menstigmatisasi pembela hak asasi manusia, jurnalis, dan pekerja media, memperburuk suasana terhadap mereka atau mendistorsi jalur investigasi mereka.”
Wartawan sering menjadi sasaran aksi kekerasan kartel narkoba Meksiko, yang berusaha mengintimidasi dan memanipulasi liputan mengenai aktivitas dan saingan mereka.
Politisi lokal dan pejabat pemerintah juga sering dikaitkan dengan pembunuhan, menurut pemerintah, yang telah mengakui bahwa impunitas dalam pembunuhan tersebut mencakup lebih 90% kasus.
Baca Juga: Eks Wartawan Dibunuh dalam Drum, Pasutri Dituntut Hukuman Mati
Ratusan wartawan dibunuh di Meksiko Pembunuhan Armando Linares menambah panjang daftar wartawan yang terbunuh atau sengaja dibunuh di Meksiko saat menjalankan profesinya.
Sejak tahun 2000 hingga 2021 tercatat sedikitnya 150 kasus pembunuhan jurnalis di Meksiko. Catatan hitam dari asal tahun ini, juga menunjukkan aksi pembunuhan wartawan terus berlanjut.
Pada awal Maret, orang-orang bersenjata membunuh Juan Carlos Muñiz, yang meliput tindakan kejahatan untuk situs berita online Testigo Minero di negara bagian Zacatecas.
Jorge Camero, direktur sebuah situs berita online yang sampai saat ini adalah seorang pekerja kota di negara bagian utara Sonora, terbunuh pada akhir Februari lalu.
Pada awal Februari, Heber López, Direktur situs berita online Noticias Web, ditembak mati di negara bagian Oaxaca di selatan. Reporter Lourdes Maldonado López ditemukan tewas tertembak di dalam mobilnya di Tijuana pada 23 Januari, beberapa hari sebelumnya atau pada 17 Januari, fotografer kriminal Margarito Martínez ditembak mati di luar rumahnya di Tijuana.
Reporter José Luis Gamboa terbunuh di negara bagian pantai Teluk Veracruz pada 10 Januari lalu. ha/as (AP)
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO