Suara.com - Jumlah kasus baru COVID-19 di Shanghai terus melonjak dan catat rekor kasus terbanyak di Cina sejak pandemi dimulai. Otoritas memberlakukan penguncian di kota metropolitan penyangga ekonomi Cina berpenduduk 26 juta itu.
Jumlah kasus COVID-19 di kota Shanghai, Cina terus bertambah. Pada Selasa (29/03), Cina mencatat 6.886 kasus COVID-19 domestik di mana lebih dari 4.400 kasus berada di Shanghai.
Kini, Shanghai dilaporkan jadi kota dengan kasus COVID-19 terbanyak di Cina semenjak pandemi dimulai. Pada Senin (28/03), Shanghai mencatat sedikitnya 4.381 kasus baru tak bergejala dan 96 kasus dengan gejala.
Sebelumnya pada hari Minggu (27/03), kota ini mencatat 3.450 kasus baru tak bergejala dan 50 kasus dengan gejala.
Meningkatnya kasus baru Covid itu menimbulkan kepanikan di kota berpopulasi 26 juta jiwa tersebut.
Warga Shanghai dilaporkan melakukan pembelian panik di pasar-pasa swalayan. Rak-rak di pasar-pasar swalayan dilaporkan kosong akibat kehabisan barang.
"Setelah tidak mendapatkan barang belanjaan apa pun pagi ini, saya kembali tidur, dan saya bermimpi membeli makanan di supermarket," tulis salah satu pengguna Weibo, platform mirip Twitter di Chna.
"Saya tidak pernah menyangka bahwa masyarakat saat ini akan khawatir berlebihan membeli bahan makanan," sambungnya.
Warga di distrik barat kota dilaporkan terus memenuhi toko grosir dan pasar sayuran untuk membeli persediaan selama penguncian, menciptakan antrean panjang dan kerumunan.
Baca Juga: Studi: Pemberian Tiga Dosis Vaksin Sinovac Cegah Dampak Terburuk Saat Gelombang Omicron di Hong Kong
Penguncian dibagi dua zona Shanghai sendiri sudah memasuki hari kedua penguncian.
Pada hari Senin (28/03), kota tersebut dibagi ke dalam dua zona, di mana warga yang berada di distrik timur kota yang dikenal sebagai Pudong - mencakup bandara utama internasional dan pusat keuangan - diminta untuk tetap di rumah selama empat hari dan mengikuti tes COVID-19.
Di penguncian hari kedua ini warga mengatakan, sekarang mereka samasekali tidak diperkenankan meninggalkan rumah.
"Kemarin, anak-anak masih bisa piknik dan bermain di luar," kata seorang warga di daerah Huangpu yang tidak mau disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters, Selasa (29/03).
Wu Qianyu, pejabat komisi kesehatan kota Shanghai hari Selasa (29/03) mengatakan, penduduk tidak diperkenankan keluar dari rumah untuk mengambil hewan peliharaan atau untuk sekadar membuang sampah.
Menjaga ekonomi tetap berjalan Untuk menjaga perputaran roda ekonomidi Shanghai, otoritas Cina berusaha untuk tidak menerapkan penguncian ketat seperti yang diberlakukan di kota-kota lain di negara itu.
Berita Terkait
-
Ketika Investasi Jadi Bagian dari Lifestyle Digital Anak Muda
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?