Lebih parahnya, lanjut Dedi jika kelompok narasi itu memang sengaja digerakan untuk membuat kegaduhan dan sengaja dibuat menjatuhkan tokoh tertentu.
"Ketika orientasinya itu adalah tidak benar, artinya membuat kegaduhan, bahkan menjatuhkan narasi, menjatuhkan reputasi dan juga citra dari tokoh tersebut maka bisa kita masukan ke dalam kategori propaganda hitam itu tadi," kata Dedi.
Berkaitan dengan adanya deklarasi diduga setting-an untuk mendukung pencapresan Anies, Dedi mengatakan hal itu bisa berdampak terhadap citra Anies.
Anies bisa dirugikan dengan adanya dukungan-dukungan yang dinilai dari kelompok radikal tertentu yang dibenci oleh mayoritas kelompok lainnya.
"Inilah mungkin tujuannya adalah ketika Anies didukung oleh kelompok yang mayoritas dibenci oleh kelompok yang lain, mau tidak mau imbasnya adalah Anies akan ikut dibenci kira kira begitu," ujarnya.
Dugaan Kampanye Hitam kepada Anies
Eks Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menduga acara deklarasi yang menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Presiden RI oleh Majelis Sang Presiden sebagai agenda settingan.
Deklarasi itu juga disebut terindikasi sebagai upaya black campain terhadap pihak tertentu. Namun, dia tidak menyebut sosok di balik acara deklarasi tersebut.
"Tampaknya seperti itu (dugaan agenda setting dan black campaign)," kata Ismail melalui pesan singkat, Kamis (9/6).
Baca Juga: Deklarasi Capres Disebut Jadi Industri Propaganda Hitam, Contohnya Kepada Anies Baswedan
Ismail mengatakan, dirinya sama sekali tidak mengenal sosok yang mengklaim diri sebagai eks HTI di acara deklarasi tersebut.
Tidak hanya eks HTI, dalam acara yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan kemarin, ada peserta yang mengaku sebagai eks FPI dan eks narapidana terorisme.
"Saya tidak tahu sama sekali acara itu. Tidak ada pembicaraan sama sekali soal acara seperti itu. Kami juga tidak kenal yang ngaku-ngaku sebagai eks HTI," tegas Ismail.
Sementara itu, Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin menduga, ada semacam pembusukan opini terkait adanya orang yang mengaku eks FPI. Seolah-olah, FPI hendak dinarasikan mempunyai ambisi politik tertentu.
"Untuk masalah FPI palsu jelas ada yang mau membuat pembusukan opini bahwa FPI mempunyai ambisi politik," ucap Novel kepada Suara.com, Kamis (9/6).
Novel menegaskan, FPI yang kini mempunyai kepanjangan sebagai Front Persaudaraan Islam (FPI) merupakan gerakan dakwah. Fokusnya di ranah pendidikan dan aksi kemanusiaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
OTT Bupati Ponorogo, PDIP Hormati Proses Hukum KPK, Bakal Ambil Keputusan Jika Sudah Tersangka
-
Indonesia Tegaskan Dukung Penuh Inisiatif Brasil untuk Konservasi Hutan Tropis
-
KPK Ngaku Amankan 13 Orang dalam OTT DI Jatim, Termasuk Bupati Ponorogo
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional