Suara.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membahas perang di Ukraina dalam sebuah wawancara yang direkam pada hari Minggu (18/9/2022) mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “bersedia mengakhiri [perang] ini sesegera mungkin.
Erdogan berbicara kepada PBS NewsHour untuk memabahas sejumlah isu terkini sebelum menghadiri sidang Majelis Umum PBB yang ke-77 di New York.
“Di Uzbekistan saya bertemu dengan Presiden Putin dan kami mendiskusikan banyak hal dengannya, dan ia benar-benar menunjukkan kepada saya bahwa ia bersedia mengakhiri [perang] ini sesegera mungkin. Itu kesan yang saya dapat, karena keadaan saat ini cukup bermasalah,” ujarnya.
Erdogan mengatakan bahwa “tidak ada invasi yang dapat dibenarkan. Tindakan invasi tidak bisa dibenarkan.” Ia menambahkan bahwa ia telah meminta Putin mengembalikan wilayah yang dikuasainya kepada “pemilik yang sah.”
“Ketika kita berbicara tentang kesepakatan resiprokal, inilah yang kami maksud. Apabila perdamaian akan dibangun di Ukraina, tentu saja pengembalian wilayah yang diinvasi akan menjadi sangat penting. Inilah yang diharapkan. Inilah yang diinginkan. Putin telah mengambil langkah-langkah tertentu. Kami sudah mengambil langkah-langkah tertentu. Tanah yang diinvasi akan dikembalikan ke Ukraina,” tambahnya.
Turki telah menjaga hubungan hangat dengan Rusia daripada negara-negara Uni Eropa lainnya.
Dalam wawancara yang sama, Erdogan juga menyinggung soal Swedia dan menyebut negara itu sebagai “tempat lahirnya terorisme.”
Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO sebagai tanggapan terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Akan tetapi, Turki – anggota NATO – menentang hal itu karena menuduh Swedia memberlakukan embargo senjata terhadap Ankara dan mendukung kelompok-kelompok yang dianggap teroris.
Turki mencabut hak vetonya selama pertemuan puncak NATO Juni lalu dengan imbalan berupa kemajuan nyata terkait isu yang diangkatnya. Akan tetapi sejak saat itu Ankara menyebut negara-negara Nordik itu belum mengambil langkah-langkah yang diharapkannya. (Sumber: VOA)
Baca Juga: Di Tengah Pesimisme Perdamaian, Rusia-Ukraina Dominasi Sidang PBB
Berita Terkait
-
Dua Warga Negara Rusia Baku Hantam di Bali, Ini Tindakan Imigrasi
-
Di Tengah Pesimisme Perdamaian, Rusia-Ukraina Dominasi Sidang PBB
-
Aplikasi Pesan Makanan Bongkar Identitas Polisi Rusia yang Siksa Demonstran
-
Moskow Minta Penjelasan Dubes Kanada Terkait Serangan Kedubes Rusia di Ottawa
-
Ngeri! Rudal Rusia Jatuh Di Dekat Pembangkit Tenaga Nuklir Ukraina
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak