Suara.com - Kasus tewasnya sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat benar-benar menyita perhatian publik. Tak hanya karena penyebabnya, namun berbagai temuan baru yang membuat kasus ini jadi misterius dan bikin merinding.
Terbaru, Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengky Haryadi pada Senin (21/11/2022) kemarin baru saja mengekspos perkembangan terbaru terkait tewasnya empat orang sekeluarga di Kalideres.
Dalam ekspose itu, polisi menyatakan tak ada tanda-tanda pembunuhan, bahkan tak ada juga tanda ada barang yang dicuri. Di mana belakangan diketahui, harta milik korban itu dijual.
Dalam ekspose itu terungkap sejumlah fakta baru, apa saja itu? Berikut rangkumannya:
Satu Korban Tewas Sejak Mei 2022
Yang bikin kaget adalah fakta bahwa salah satu korban tewas sekeluarga di Kalideres sudah meninggal dunia sejak bulan Mei 2022. Artinya, jasadnya sudah ada selama lima bulan hingga ditemukan pada 10 November 2022 lalu.
Jasad itu diketahui adalah Renny Margaretha (68), ibu darisekeluarga tewas di Kalideres.
Menurut Hengky, hal itu diketahui dari keterangan salah satu saksi yakni seorang petugas pegawai koperasi simpan pinjam yang datang ke rumah korban untuk melakukan survei rencana gadai sertifikat rumah milik korban.
Pegawai koperasi itu datang pada tanggal 13 Mei 2022 dan mengaku melihat Renny sudah meninggal di dalam kamar, bahkan saksi sempat menyentuh jasad korban.
Baca Juga: 8 Perilaku Aneh Keluarga di Kalideres: Anak Masih Sisiri Rambut Mayat Ibu hingga Komunikasi Searah
Saksi Tak Lapor Polisi
Yang disayangkan oleh Hengky Haryadi adalah, saksi dari petugas koperasi simpan pinjam tak melapor ke polisi usai dirinya mendapat salah satu korban telah meninggal dunia di Kalideres.
Di mana saat itu, pegawai koperasi meminta dipertemukan dengan Renny karena sertifikat rumah atas namanya. Oleh sang anak Renny, Dian (juga salah satu korban tewas) kemudian diantar masuk ke dalam kamar ibunya.
Saat itu pegawai koperasi disebut sudah mencium bau busuk menyeruak. Saat masuk ke dalam kamar, bau makin menyengat.
Saat di dalam kamar, Dian meminta agar pegawai koperasi tidak menyalakan lampu dengan alasan ibunya sensitif terhadap cahaya.
"Pada saat dibangunkan mengecek sertifikat, dipegang-pegang ini agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung bersangkutan teriak takbir, allahuakbar, ini sudah jadi mayat tanggal 13 Mei," jelas Hengky.
Melihat itu, pegawai koperasi langsung keluar rumah dan membatalkan proses gadai sertifikat. Dia juga mengajak dua rekannya yang merupakan mediator atau makelar untuk segera keluar.
Namun saat keluar, sang pemilik rumah yakni Budianto (yang juga korban meninggal) sempat meminta pegawai koperasi untuk tidak melapor ke siapapun termasuk polisi.
"Dan ternyata memang tidak dilaporkan," Kata Hengky.
Hal inilah yang disayangkan oleh Hengky karena pegawai koperasi tidak melaporkan atas apa yang ia lihat di rumah tersebut.
"Seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," katanya.
Tumpukan 4 KTP
Polisi juga menemukan empat KTP yang tersusun rapi di rumah tempat empat jenazah ditemukan di Kalideres.
"Atas nama orang per orang (keempat korban)," ungkap Hengky.
Namun atas temuan KTP itu, Hengky enggan langsung menyimpulkan, ia menyatakan akan melakukan pencocokan dengan keempat korban terlebih dahulu.
Anak Kasih Minum Susu Ibu Meski Sudah Jadi Mayat
Fakta aneh lain yang diungkap Hengky adalah perilaku Dian (42) yang merupakan anak yang ikut tewas di Kalideres disebut aneh.
Anehnya, sebelum meninggal dunia, Dian tampak sering bengong dan menangisi ibunya yang sudah meninggal dunia lebih dulu.
Lagi-lagi Hengky mengungkap kesaksian dari petugas koperasi simpan pinjam saat datang ke rumah keluarga tewas di Kalideres itu.
"Itu tadi kalau disampaikan pihak saksi melihat (Dian) seperti banyak bengong, kemudian menangis dan menganggap ibunya masih hidup, tiap hari dikasih minum susu, dimandikan," ungkap Hengky.
Hanya saja, Hengky masih belum bisa menyimpulkan terkait perilaku aneh Dian. Ia mengatakan, tim ahli psikologi forensik yang bakal mendalami fakta itu.
Jasad Alami Mumifikasi
Fakta lain yang dibeberkan Hengky adalah, tim ahli forensik masih menyelidiki dua jenazah yakni Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.
Menurut dia, tim ahli menemui kendala saat meneliti dua jasad itu. Sebabnya, kedua jasad itu disebut sudah mengalami proses mumifikasi.
"Kesulitannya cukup tinggi karena sudah terjadi mumifikasi sekian lama, yang jawab tim ahli nantinya," ujar Hengky.
Tag
Berita Terkait
-
8 Perilaku Aneh Keluarga di Kalideres: Anak Masih Sisiri Rambut Mayat Ibu hingga Komunikasi Searah
-
Ngeri! Ibu Sekeluarga Tewas di Kalideres Ternyata Sudah Meninggal Sejak Mei, Keluarga Simpan Mayat di Dalam Kamar
-
Polisi Kesulitan Ungkap Penyebab Kematian Mayat Satu Keluarga Tewas di Kalideres karena Alami Mumifikasi
-
Patahnya Dugaan Perampokan Terkait Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Temukan Bukti Digital Komunikasi
-
Kematian Satu Keluarga Kalideres Akibat Perampokan? Polisi Ungkap Fakta Baru
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025