Suara.com - Bukan menjadi peristiwa langka di Indonesia di mana anak remaja yang masih duduk di bangku SMP berani melakukan bullying perundungan dengan aksi kekerasan kepada sesama siswa. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku berusia belasan tahun itu bisa terjadi ketika mereka menjalani masa pencarian jati diri.
Pelaku berinisial MK dan WS masih berusia 15 dan 14 tahun. Keduanya berani melakukan perundungan bahkan hingga menyiksa fisik korban.
Pemerhati anak dari Universitas Jenderal Soedirman, Dr Tri Wuryaningsih menjelaskan, perilaku kedua pelaku itu berakar dari budaya patriarki yang berjalan di Indonesia. Di mana laki-laki itu harus tampil berani, perkasa dan tidak cengeng.
Namun pada praktiknya, budaya patriarki itu kerap dijalankan ke jalur yang salah, salah satunya ialah dengan kekerasan.
"Tetapi kemudian nilai-nilai itu dimanifestikan dalam nilai-nilai yang tadi yang identik dengan kekerasan pemberani
duel," kata Tri saat dihubungi Suara.com, Kamis (28/9/2023).
Karena masih dalam masa pencarian jati diri, para pelaku juga dihadapkan dengan haus akan pengakuan diri. Mereka biasanya ingin diakui sebagai sosok yang ditakuti oleh orang lain.
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani memukul orang lain karena ingin dianggap sebagai laki-laki yang ditakuti.
"Ketika dia muncul dalam sebuah kelompok, ingin diakui eksistensinya, dia harus menampilkan sosok yang perkasa, yang kuat, yang ditakuti," terangnya.
Pentingnya Peran Orang Tua
Baca Juga: Bikin Warganet Kesal! Begini Tampang Jelas Pelaku Bullying Siswa SMP di Cilacap
Tri lantas menyinggung pentingnya peran keluarga khususnya orang tua untuk membimbing anaknya yang tengah mencari jati diri. Terlebih saat ini, asupan berbagai informasi begitu mudah mereka dapatkan dari sosial media.
Orang tua juga seharusnya memperhatikan pola asuh yang diterapkan kepada anak-anaknya. Sebabnya, bukan tidak mungkin sang anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orangtuanya.
Semisalnya, ketika orang tua mendidik anaknya dengan melakukan kekerasan, maka secara tidak langsung juga akan membentuk perilaku anak.
"Bagaimana pola asuh dalam keluarga dia, apakah dia memang diasuh dalam keluarga yang memang penuh dengan kekerasan, misalnya cara mendisiplinkan anak itu dengan kekerasan, baik fisik maupun psikis dengan dipukul ditempeleng atau pun juga dengan mungkin dengan dibentak," ujarnya.
Viral di Media Sosial
Sebuah video viral memperlihatkan pelaku mengenakan topi hitam tampak memukul, menendang, dan menyeret korban yang tampak tak berdaya.
Berita Terkait
-
Pelaku Bullying Siswa SMP di Cilacap Ditangkap, Begini Kondisi Korban
-
Selebrasi Ala Messi Pelaku Bullying Di Cilacap, Polisi Pastikan Isu Korban Meninggal Adalah Hoaks
-
8 Fakta Kasus Bullying Siswa SMP di Cilacap: Pelaku Juara Silat, Kapolri-Panglima TNI Turun Gunung
-
Kronologi Kasus Bullying Siswa SMP Cilacap, Pelaku Ditangkap Sebelum Viral
-
Bikin Warganet Kesal! Begini Tampang Jelas Pelaku Bullying Siswa SMP di Cilacap
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO