Suara.com - Malam yang seharusnya penuh tawa berubah menjadi mimpi buruk bagi seorang remaja asal Australia, Sam Ballard. Pada tahun 2010, saat berusia 19 tahun, Sam menerima tantangan aneh dari teman-temannya di sebuah pesta, menelan seekor siput hidup.
Siapa sangka keputusan iseng tersebut akan membawa dampak fatal, mengubah hidup Sam selamanya, hingga akhirnya merenggut nyawanya pada Desember 2018 di usia 28 tahun.
Malam itu, Sam yang merupakan seorang atlet rugby penuh semangat, bersama teman-temannya tengah menikmati malam dengan segelas anggur. Salah satu temannya, Jimmy Galvin, mengingat momen tragis tersebut.
“Kami sedang bercanda, mencoba bersikap seperti orang dewasa dengan menghargai anggur. Lalu ada siput merayap, dan muncul pembicaraan, ‘Haruskah aku memakannya?’ Sam langsung melakukannya. Begitu saja kejadiannya,” kenang Jimmy dalam sebuah wawancara.
Beberapa saat setelah menelan siput, Sam mulai merasa tidak sehat. Tak lama kemudian, ia didiagnosis menderita eosinophilic meningoencephalitis, sebuah infeksi parasit langka yang menyerang sistem saraf pusat. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Angiostrongylus cantonensis, yang biasanya ditemukan pada tikus, namun bisa menginfeksi siput dan bekicot yang memakan kotoran tikus.
Sam segera dilarikan ke rumah sakit dan jatuh koma selama 420 hari. Ketika akhirnya terbangun, ia menerima kenyataan pahit bahwa dirinya menjadi quadriplegic—lumpuh total dari leher ke bawah. Sam tak lagi mampu bergerak, makan, bahkan menggunakan kamar mandi tanpa bantuan.
Ibunya, Kate Ballard, terus berharap agar Sam suatu hari dapat pulih. Namun kondisi ini memberikan dampak besar bagi keluarga mereka. “Kehidupan Sam berubah total, begitu pula hidup saya. Ini menghancurkan kami,” ungkap Kate.
Setelah tiga tahun menjalani perawatan intensif, Sam akhirnya bisa pulang ke rumah dengan bantuan kursi roda elektrik. Meski demikian, kebutuhan akan perawatan 24 jam membuat keluarga Ballard kesulitan keuangan. Teman-teman Sam menggalang dana untuk membantu biaya perawatan, tetapi tetap saja utang menumpuk.
Pada tahun 2016, keluarga Ballard menerima bantuan dari National Disability Insurance Scheme (NDIS). Namun pada 2017, setelah dilakukan tinjauan ulang, tunjangan tersebut dipotong drastis dari $492.000 menjadi $135.000, membuat keluarga mereka berutang puluhan ribu dolar kepada perawat. Kate memperjuangkan hak Sam dan meminta pemerintah meninjau kembali keputusan tersebut.
Baca Juga: Tiga Cara Ampuh Bangun Kebiasaan Digital Sehat Bagi Anak Remaja di Musim Liburan, Cek Yuk!
Setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit dan kesulitan hidup, Sam Ballard meninggal dunia pada Desember 2018. Dalam momen terakhirnya, ia dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman yang setia mendampingi.
Salah satu pembawa acara The Project, Lisa Wilkinson, mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, Sam sempat mengucapkan kata-kata terakhir kepada ibunya, “Aku mencintaimu.”
Kisah Sam Ballard menjadi pengingat tragis akan bagaimana satu keputusan kecil yang terlihat sepele bisa berujung pada konsekuensi besar dan tak terduga. Temannya, Jimmy, menyampaikan pesan penting bagi semua orang.
“Jagalah teman-temanmu. Jangan mudah melakukan tantangan bodoh. Ini bisa berakibat buruk, bukan hanya bagi temanmu, tetapi juga bagi semua orang di sekitar kalian. Hati-hati, dan saling menjaga.” katanya.
Berita Terkait
-
Tiga Cara Ampuh Bangun Kebiasaan Digital Sehat Bagi Anak Remaja di Musim Liburan, Cek Yuk!
-
Ulasan Novel XOXO: Perpaduan Budaya Amerika dan Korea Selatan
-
3 Hydrating Serum untuk Remaja Cegah Iritasi dan Jaga Kelembapan Kulit
-
Ulasan Buku 'Dear Me!' Panduan Bagi Remaja untuk Mengenali Diri Sendiri
-
Ulasan Novel Hello My Pumpkin, Ketegangan dalam Permainan Berbahaya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
Terkini
-
Dua Pria Ditangkap Terkait Pencurian Permata Berharga di Museum Louvre
-
Mengenang Johnson Panjaitan: Kritik Keras untuk Polri dan Ingatkan 'Potong Kepalanya'
-
Jaksa Ungkap Detik-detik Kompol Yogi dan Ipda Aris Habisi Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan
-
Pramono Anung Pastikan Kasus Sumber Waras Tuntas, Siap Bangun RS Tipe A di Atas Lahan 3,6 Hektar
-
Kasus Kereta Anjlok Terus Berulang, DPR Minta Kemenhub Lakukan Audit Keselamatan Independen
-
Menhut Raja Juli Minta Maaf ke Warga Papua Usai BKSDA Bakar Mahkota Cenderawasih: Ini Jadi Catatan
-
Prabowo Tak Happy, Mendagri Setrap Pejabat Bojonegoro Gegara Realisasi Belanja Rendah: Jangan Bohong
-
Mulai Dibahas Hari Ini, DPR Berharap Biaya Haji 2026 Turun Lagi Tanpa Mengurangi Kualitas
-
Jatinegara Berdarah: Pria Nekat Tebas Leher Kenalan Gara-Gara Sabu, Ini Motifnya!
-
Nasib Sahroni dan Nafa Urbach di Ujung Tanduk, Sidang Etik MKD Digelar Akhir Bulan Ini