Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan janji konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seiring momentum Hari Pendidikan Nasional.
Di balik berbagai perayaan dan seremonial, kenyataannya masih banyak jutaan anak Indonesia belum bisa menikmati hak dasarnya atas pendidikan serta akses gizi yang baik.
Komisioner KPAI Kluster Pendidikan, Waktu Luang, Budaya dan Agama, Aris Adi Leksono, mengingatkan bahwa masalah akses gizi bagi anak tidak bisa dilepaskan dari realitas ketimpangan sosial yang masih kuat di Indonesia.
Salah satu sorotan utamanya ialah masih ada 4 juta anak Indonesia yang tidak bersekolah.
"Negara kita juga masih menghadapi angka putus sekolah yang mencapai 4 juta anak di Indonesia tidak bersekolah, yang sebagian dari data tersebut adalah anak anak disabilitas, anak berkebutuhan khusus serta anak gangguan kejiwaan dan perilaku karena berbagai sebab," kata Aris dalam keterangannya, Jumat (2/4/2025).
Data KPAI, ada tujuh daerah dengan angka putus sekolah tertinggi, di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan. Rata-rata ada tiga penyebab anak tidak sekilah, karena belum pernah bersekolah, keluar dari sekolah dan memilih tidak melanjutkan.
KPAI juga menyoroti data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa pertumbuhan anak tertinggi bukan berada di keluarga tingkat atas dan menengah, tetapi berada di keluarga rentan miskin dan miskin.
"Dengan rata rata pendidikan 9 tahun yang di terima keluarga rentan miskin dan miskin. Kemudian sering berada dalam situasi pekerjaan yang tidak layak, tempat tinggal yang tidak layak dan sanitasi yang buruk," lanjut Aris.
Tingginya angka kelahiran itu, menurut Bappenas, menyebabkan munculnya angka kemiskinan ekstrim.
Baca Juga: Agar Hardiknas Berkesan: 7 Ide Merayakannya di Sekolah yang Edukatif dan Fun
Dia menekankan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam kondisi gizi buruk akan kesulitan belajar, baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan. Pada akhirnya, pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa perhatian terhadap aspek lain yang mendasar.
"Sehingga perlu keberpihakan terhadap akses gizi seimbang, termasuk susu," imbuh Aris.
Terpisah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memberi pesan agar anak-anak dari keluarga prasejahtera jangan sampai mengalami putus sekolah. Kemendasmen kata dia, berupaya untuk terus membantu penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah.
Ia menyampaikan pesan tersebut sebagai bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 2 Mei.
“Jangan pernah merasa tidak ada biaya untuk belajar, jangan pernah merasa bahwa karena kekurangan biaya anak-anak harus berhenti sekolah. Insya Allah pemerintah akan berusaha membantu,” kata Mendikdasmen Mu'ti dalam sambutannya pada kegiatan Peninjauan untuk Mendukung Program Revitalisasi 10 Ribu Sekolah dan Perayaan Hardiknas 2025 di SDN 02-03 Leuwibatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada Jumat.
Ia menyebutkan salah satu bantuan dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat prasejahtera ialah bantuan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Berita Terkait
-
Siang Ini Prabowo Hadiri Hardiknas di SDN Cihampar 5 Bogor
-
Hardiknas: Bukan Sekadar Upacara, Tapi Tentang Kita Percaya pada Pendidikan
-
Teks Pidato Hardiknas 2025 dan Lengkap dengan Doanya
-
Agar Hardiknas Berkesan: 7 Ide Merayakannya di Sekolah yang Edukatif dan Fun
-
Bacaan Doa Hardiknas 2025 untuk Upacara Bendera: Menyelami Keteladanan Ki Hadjar Dewantara
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting