Suara.com - Narasi resmi "miskomunikasi" terdengar terlalu sederhana untuk sebuah tragedi yang membuat anak-anak terluka akibat pukulan kayu.
Saat kepolisian memburu pelaku lapangan, sejumlah fakta ganjil dari detik-detik sebelum serangan rumah doa umat kristen, justru mengarah pada pertanyaan yang lebih gelap: apakah insiden ini benar-benar spontan?
Berikut adalah tiga kejanggalan besar yang menuntut penyelidikan lebih dari sekadar menangkap para pengeroyok di lapangan.
1. Skenario "Pengamanan" Janggal oleh Aparat Lokal
Ini adalah titik paling krusial. Menurut Pendeta F. Dachi, sebelum amuk massa pecah, ia justru "diamankan" oleh RT dan Lurah.
"Mereka memanggil saya dan membawa saya ke belakang. Salah satu diantara mereka menyatakan untuk bubarkan dan hentikan kegiatan," ungkapnya.
Tindakan ini memunculkan kecurigaan besar. Alih-alih menjadi penengah, mereka justru seolah memberi jalan bagi massa untuk menyerang saat figur pemimpin jemaat tidak berada di lokasi.
Ini bukan mediasi, ini terasa seperti sebuah skenario.
2. Serangan Terorganisir, Bukan Amuk Spontan
Baca Juga: 5 Misteri Terbesar Gunung Padang yang Siap Dibongkar Tim Arkeolog Nasional
Miskomunikasi tidak membuat orang datang membawa persenjataan.
Massa yang menyerang datang dengan persiapan: membawa kayu, batu, bahkan dilaporkan ada yang membawa pisau.
Mereka tahu apa yang harus dirusak dan siapa yang harus diintimidasi. Pola serangan yang sistematis ini membantah teori bahwa ini adalah ledakan emosi warga yang spontan.
Ini adalah aksi terencana yang didalangi oleh pihak yang tahu betul bagaimana memprovokasi dan mengeksekusi.
3. Lumpuhnya Sistem Peringatan Dini
Serangan massa tidak terjadi dalam ruang hampa.
Berita Terkait
-
5 Misteri Terbesar Gunung Padang yang Siap Dibongkar Tim Arkeolog Nasional
-
Anak-anak Terluka di Rumah Doa Kristen Padang, Siapa Sebenarnya Dalang Teror Ini?
-
Bukan Miskomunikasi? 3 Kejanggalan di Balik Serangan Rumah Doa Kristen di Padang
-
Wagub Vasko Ruseimy soal Perusakan Rumah Doa di Padang: Tidak Mencerminkan Nilai Minangkabau
-
Kronologi Brutal Rumah Doa Umat Kristen di Padang Diserang, 2 Anak Kena Pukul Kayu
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Rampas Motor Emak-emak saat Bonceng Anak, Polisi Buru Komplotan Debt Colletor di Pulogadung
-
DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
-
Biar Tetap Eksis di Dunia Pendidikan, Begini Tantangan Pesantren Gembleng Para Santri
-
Modal Senjata Mainan, Pelaku Curanmor di Cengkareng Tewas Usai Diamuk Warga
-
Prabowo Minta Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Mendikdasmen Hingga Sejarawan Bereaksi
-
Pihak BGN Tegaskan Uang Rp5 Juta untuk Orang yang Bikin Konten Positif MBG Cuma Guyon
-
5 Fakta Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Pengadilan Ungkap Alasan Penahanan
-
Prabowo di Hari Sumpah Pemuda: Jangan Takut Bermimpi Besar, Indonesia Tak Akan Pernah Kalah!
-
Dukung Kreator & UMKM, Shopee Hadirkan Pengalaman Belanja Baru Bersama Meta
-
Viral Mandor TKA Dikeroyok di Morowali, Arogan Jadi Pemicu? Ini 4 Faktanya