News / Nasional
Kamis, 06 November 2025 | 15:12 WIB
Ilustrasi IKN. (ist)
Baca 10 detik
  • Media seperti The Guardian, yang dikenal kritis terhadap politik dan isu lingkungan, secara khusus mengikuti setiap perkembangan IKN.
  • Isu utama yang diangkat media asing adalah dampak IKN terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
  • Mereka menekankan pentingnya perhitungan matang terhadap konsekuensi lingkungan agar tidak ada pihak yang tersingkir. 

Suara.com - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menjadi sorotan media asing, terutama dari Eropa, yang menaruh perhatian besar pada isu lingkungan dan demokrasi.

Sosiolog Perkotaan Nanyang Technological University Singapore, Sulfikar Amir, dalam kanal YouTube Bambang Widjojanto mengungkapkan bahwa media-media ini secara intens memantau perkembangan dan dinamika IKN.

"Media asing selama ini terus memantau perkembangan dari proyek IKN ini," ujar Sulfikar, dikutip Kamis (6/11/2025).

Ia menambahkan bahwa media seperti The Guardian, yang dikenal kritis terhadap politik dan isu lingkungan, secara khusus mengikuti setiap perkembangan IKN.

“Khususnya media-media Eropa yang sangat concern dengan permasalahan lingkungan dan demokrasi,” ucapnya.

“Kita tahu di Guardian ini kan salah satu media yang sangat kritis ya terhadap politik dan isu-isu lingkungan gitu,” katanya menambahkan.

Isu utama yang diangkat media asing adalah dampak IKN terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

“Isu yang selama ini mereka angkat, pertama itu dampak terhadap lingkungan,” ujarnya.

“Kedua dampak terhadap masyarakat sekitar,” tuturnya.

Baca Juga: Public Expose Waskita Karya: Perkuat Kontribusi dalam Pembangunan Bangsa, NKB Mencapai Rp5,6 Triliun

Mereka menekankan pentingnya perhitungan matang terhadap konsekuensi lingkungan agar tidak ada pihak yang tersingkir atau lingkungan yang rusak.

“Nah, buat mereka kalau misalnya memang ada apa konsekuensi terhadap lingkungan mestinya itu diperhitungkan secara matang,” ucapnya.

Namun, kekhawatiran muncul karena adanya indikasi masyarakat yang tergusur dan lingkungan yang perlahan rusak.

“Tetapi ternyata, masyarakatnya tersingkir lalu kemudian lingkungannya juga pelan-pelan dirusak,” ujarnya.

Sosiolog Sulfikar Amir (Tangkapan Layar/Total Politik)

Sulfikar juga menyoroti potensi IKN menjadi 'kota hantu', merujuk pada beberapa proyek besar di dunia yang mengalami nasib serupa karena masalah finansial atau perencanaan yang kurang tepat.

Ia menambahkan bahwa lokasi IKN dinilai kurang cocok untuk sebuah kota karena jauh dari pusat aktivitas dan berdiri di atas tanah dengan potensi batu bara.

Load More