Suara.com - Pemerintah saat ini sedang mengembangkan industri baterai kendaraan listrik demi memperlancar dan mempermudah elektrifikasi moda transportasi di Indonesia. Namun, fokus diarahkan pada baterai untuk sepeda motor terlebih dahulu.
"(Industri baterai) sedang dikembangkan, salah satunya di B4T (Balai Besar Bahan dan Barang Teknik). Tapi, untuk motor dulu, deh," kata Sekretaris Jendral Kementerian Perindustrian, Haris Munandar dalam seminar yang berlangsung pada Rabu (13/12/2017) kemarin di Hotel Fairmont, Jakarta.
Menurut dia, B4T tidak mengerjakannya sendiri. Lembaga pemerintah tersebut bekerja sama dengan pihak swasta.
Namun, sejauh ini kerja sama dilakukan dengan korporasi luar negeri. Belum ada pelaku industri lokal yang bergabung.
"Kemarin ada baru dengan luar negeri, sama Taiwan," ungkap dia.
Pasar sepeda motor listrik sendiri sudah memiliki 'pemain' di Indonesia, walaupun masih sedikit dan diisi oleh pabrikan-pabrikan kecil. Pada tahun ini, Viar meluncurkan skutik listrik Q1.
Pada awal tahun depan, skutik listrik ciptaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama Garansinso Group yaitu Gesits juga bakal mulai diproduksi dan dijual. Harganya ditargetkan hanya Rp16 juta-an.
Honda, pada 2018, juga berencana meluncurkan All-New PCX hibrida dan listrik. Honda, ketika ditemui kemarin, mengatakan, peluncuran All-New PCX listrik kemungkinan dilakukan belakangan antara lain karena mereka menunggu detail regulasi pemerintah mengenai low carbon emission vehicle (LCEV) yang ditargetkan terbit pada tahun itu.
Yamaha pun, saat ditemui beberapa waktu lalu, mengaku sedang menanti rincian regulasi sebelum meluncurkan motor listrik, dalam waktu yang tidak disebutkan. Akan tetapi, mereka, sejak awal November, sudah mengumumkan sedang melakukan studi pasar motor listrik di Indonesia.
Baca Juga: Yamaha Tunggu Regulasi, Sebelum Luncurkan Motor Listrik
Sepeda motor listrik memang diklaim lebih mudah diproduksi dan diciptakan pasarnya, menurut CEO Garansindo Group, Muhammad Al Abdullah. Sepeda motor listrik, ujar dia, tidak membutuhkan insentif untuk membuat harganya menjadi relatif terjangkau.
Ini berbeda dengan mobil listrik yang banderolnya masih amat mahal tanpa kehadiran insentif.
Berita Terkait
-
Bangun Stasiun Pengisian Baterai Motor Listrik, Viar Gandeng PLN
-
Viar Siap Benahi Motor Listriknya Sesuai Anjuran Gubernur Jateng
-
Berkat Gesits, ITS Jadi Universitas dengan Produk Paling Inovatif
-
Jonan: Kendaraan Listrik Akan Kurangi Ketergantungan Pada BBM
-
Mengenal Motor Listrik Yamaha E-Vino yang Kini Dites di Indonesia
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
4 Rekomendasi Mobil MPV dengan Kabin Paling Kedap dan Lega, Anti Mabuk saat Perjalanan!
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah Rp50 Juta: Mesin Bandel, Operasional Irit untuk Keluarga Besar
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lincah seharga Motor NMAX Baru: Body Ramping, Gesit di Jalanan
-
5 Rekomendasi Mobil Honda Andalan Keluarga Muda yang Irit dan Kabin Lega, Cek Harga Bekasnya
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas selain Brio yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Mulai 50 Jutaan
-
5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
-
Nissan Siapkan Mobil Keluarga 7 Seater Ekuivalen Calya dan Sigra, Pakai Mesin Magnite?
-
3 Destinasi Tersembunyi di Dekat Solo yang Masih Asri: Spot Idola untuk Touring
-
Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
-
Bukan Cuma Kota Pensiunan, Intip 3 Destinasi Wisata Purwokerto yang Cocok untuk Touring