Suara.com - Pandangan, pengalaman, dan kebiasaan berkendara setiap bangsa mungkin berbeda. Tak bergantung negara berada dalam maju atau berkembang. Khususnya bila berbicara tentang teknologi otomotif masa depan yang marak dengan serba swakemudi.
Motoring Research memaparkan bahwa tidak sedikit warga negara Britania Raya pusing menjumpai sistem operasional kendaraan roda empat (R4) yang mengaplikasikan teknologi semi otonom. Mereka tetap ingin pegang kendali atas tunggangan masing-masing.
Dari hasil survei yang dilakukan MoneySupermarket, ditemukan bahwa sebesar 76 persen pengemudi tetap ingin mengendalikan kendaraan mereka sendiri, dibandingkan mempercayakan penanganannya kepada sistem swakemudi. Sementara 68 persen responden menyebutkan tidak mempercayai teknologi otonom, dan 68 persen lainnya malahan tidak percaya teknologi futuristik ini aman.
Lebih parah lagi, ada temuan bahwa setiap dua responden, satu di antaranya memiliki ketakutan tersendiri, bahwa memperkenalkan kendaraan swakemudi adalah ide yang kurang bagus. Apalagi, responden yang berusia di rentang 24 - 34 ini memiliki kebiasaan menyetir sendiri.
Tom Flack, editor-in-chief MoneySupermarket menanggapi bahwa kondisi para responden yang skeptis ini bisa dimengerti, "Karena kendali penuh atas tunggangan mereka bakal hilang, untuk itu dibutuhkan masa transisi sampai akhirnya terbiasa dengan teknologi baru yang diaplikasikan."
Selain kebiasaan memegang kendali sepenuhnya atas mobil mereka, dalam survei ini juga dilemparkan kasus menyangkut etika berkendara: bila terjadi kecelakaan, siapa yang dituduh bersalah?
Sebanyak 45 persen responden menyatakan kesalahan ini sepenuhnya ada pada pihak pembuat alias produsen mobil, dan 34 persen menyalahkan siapa pun yang menyetir, termasuk bila si pengemudi itu bukanlah sosok yang nyata. Sedangkan 18 persen responden menyebutkan tidak ada pihak yang bisa disalahkan.
Dari keseluruhan rangkaian jajak pendapat ini, paling menonjol memang hadirnya rasa kehilangan atau kerinduan responden asal Britania Raya untuk tetap memegang kendali atas mobil serta turun tangan langsung menyetirnya.
Baca Juga: Hingga Oktober 2018, Pemerintah Bagikan 6 Juta Sertifikat Tanah
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
-
5 Motor Listrik untuk Anak Sekolah, Jarak Tempuh Jauh Harga Mulai Rp8 Juta
-
7 Mobil Bekas Kabin Lega untuk Perjalanan Jauh: Harga Bersahabat Dibawah Rp80 Juta
-
Harga Wuling Air EV Bekas Akhir 2025 Terjun Bebas? Varian Long Range Kini Cuma Segini
-
Otoproject Rilis Aksesoris BYD Atto 1 Bikin Tampilan Makin Sporty
-
5 Motor Matic Bekas Harga Rp5 Jutaan Paling Bandel di 2025, Iritnya Bisa Diandalkan
-
9 Moge Honda Paling Gagah, Rebel 500 Jadi Termurah Desember 2025
-
Skutik Retro Honda 150cc Mirip Vespa Siap Mengaspal, Tampilan Mahal Harga Masuk Akal
-
Berapa Pajak dan Konsumsi BBM Mobil Bekas KIA Seltos 2020? Harganya Mirip Agya Baru
-
Wajah Baru Honda Scoopy Makin Asyik, Gaya Retro Bikin Melirik