Suara.com - Sederet produsen sepeda motor melaporkan masalah dengan rantai pasokan semikonduktor sejauh Februari, 2021.
Dilansir dari Rideapart, sementara para produsen ini terus beradaptasi dengan kekurangan chip, perusahaan teknologi Jerman Bosch telah mendukung lebih banyak produksi semikonduktor di Uni Eropa (UE).
Hal serupa dilakukan oleh presiden Biden telah mendorong hal yang sama di Amerika Serikat. Sekarang, Uni Eropa memprioritaskan kebijakan serupa dengan Undang-Undang Chip Eropa.
Jika diadopsi, inisiatif ini akan memanfaatkan € 43 miliar ($ 47 miliar USD) dalam investasi publik dan swasta untuk menggandakan pangsa pasar semikonduktor Ue menjadi 20 persen pada tahun 2030.
Selain mendukung sumber daya penelitian, teknologi, dan desain benua itu, RUU tersebut akan membantu membangun sektor manufaktur dan pengemasan chip yang kuat.
"Chip diperlukan untuk transisi hijau dan digital - dan untuk daya saing industri Eropa," kata Komisaris Eropa untuk Kompetisi Margrethe Vestager.
"Kita seharusnya tidak bergantung pada satu negara atau satu perusahaan untuk memastikan keamanan pasokan. "Kita harus berbuat lebih banyak bersama - dalam penelitian, inovasi, desain, fasilitas produksi, untuk memastikan bahwa Eropa akan lebih kuat sebagai aktor kunci dalam rantai nilai global."
Untuk membangun ekosistem semikonduktor yang lebih luas, European Chips Act juga akan membantu startup saat mereka mendekati model bisnis yang berkelanjutan.
Untuk mencegah kekurangan di masa depan, negara-negara anggota Komisi akan mengumpulkan sumber daya untuk melacak pasokan semikonduktor, permintaan, dan potensi kekurangan.
Baca Juga: Sebanyak 14.777 Unit Toyota Raize Kena Recall, Ini Penyebabnya
"Dengan Undang-Undang Chip Eropa, kami mengeluarkan investasi dan strategi," jelas Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen.
"Tetapi kunci kesuksesan kami terletak pada inovator Eropa, peneliti kelas dunia kami, pada orang-orang yang telah membuat benua kami makmur selama beberapa dekade."
Untuk mulai berlaku, Parlemen Eropa dan Dewan perlu menyetujui peraturan yang diusulkan. Sayangnya, tanggal persetujuan konkret belum ditentukan, tetapi sementara itu, Komisi akan membantu "co-legislator untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
4 Rekomendasi Mobil MPV dengan Kabin Paling Kedap dan Lega, Anti Mabuk saat Perjalanan!
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah Rp50 Juta: Mesin Bandel, Operasional Irit untuk Keluarga Besar
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lincah seharga Motor NMAX Baru: Body Ramping, Gesit di Jalanan
-
5 Rekomendasi Mobil Honda Andalan Keluarga Muda yang Irit dan Kabin Lega, Cek Harga Bekasnya
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas selain Brio yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Mulai 50 Jutaan
-
5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
-
Nissan Siapkan Mobil Keluarga 7 Seater Ekuivalen Calya dan Sigra, Pakai Mesin Magnite?
-
3 Destinasi Tersembunyi di Dekat Solo yang Masih Asri: Spot Idola untuk Touring
-
Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
-
Bukan Cuma Kota Pensiunan, Intip 3 Destinasi Wisata Purwokerto yang Cocok untuk Touring