Suara.com - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam meminta pemerintah jangan takut pendapatan atau income turun jika memberikan relaksasi pajak pembelian mobil.
Bob mengatakan relaksasi pajak akan mendorong pertumbuhan industri otomotif Indonesia, mendorong investasi dan tidak akan membuat kantong pemerintah ciut. Ini sudah terbukti saat pemerintah memberi relaksasi di masa pasca-Covid-19 2021 lalu.
"Pemerintah jangan takut income turun. Justru dengan relaksasi ekonomi tumbuh, income pemerintah terjaga," tegas Bob Azam dalam acara Toyota Media Gathering 2023 di Jakarta awal pekan ini.
Bob menjelaskan insentif dan relaksasi pajak yang diberikan pemerintah kepada konsumen setelah pandemi Covid-19 pada 2021 lalu justru meningkatkan pendapatan pemerintah karena volume penjualan mobil yang meningkat.
"Banyak yang bilang, kalau relaksasi negara terima apa? Pengalaman kita after Covid, dikasih relaksasi, volume naik, income pemerintah enggak turun. Jadi itu kita minta dievaluasi," beber Bob.
Relaksasi pajak, jelas Bob, akan mendorong konsumen Indonesia yang sangat sensitif terhadap harga untuk membeli mobil. Selain itu, Bob mengatakan Indonesia perlu belajar dari Thailand yang kini memimpin industri otomotif Asia Tenggara soal pajak kendaraan baru.
Ia mengatakan di Thailand, pembeli mobil tidak dikenai PPnBM dan bea balik nama. Menurut Bob pajak-pajak ini adalah salah satu faktor yang membuat industri otomotif Indonesia tertinggal.
Selama 10 tahun terakhir pasar mobil Indonesia stagnan, terjebak di angka penjualan 1,1 juta unit. Sementara jika diakumulasikan dengan pasar ekspor, Indonesia sudah memasarkan 1,4 juta unit mobil pertahun karena ekspor roda empat sudah mencapai sekitar 300.000 unit.
Padahal, lanjut Bob, pasar domestik Indonesia masih memiliki ruang lebih luas untuk tumbuh, karena rata-rata kepemilikan mobil masih rendah: 100 mobil per 1000 orang.
Baca Juga: TAM Akan Produksi Toyota Hilux Rangga Pemenang Kontes Modifikasi
"Harusnya kita masih fase pertumbuhan. Harus ada evaluasi bersama, mengapa industri kita tidak tumbuh? Salah satu yang kita pelajari sejak Covid, begitu pemerintah kasih relaksasi langsung demand-nya naik," ia menegaskan.
"Harus bisa dibandingkan dengan negara tetangga kita. At least sama dengan tetangga. Apa Thailand ada bea balik nama? Konsumen kita lebih berat beli mobil, ketimbang konsumen di Thailand," beber Bob.
Thailand pada 2022 lalu sudah menjual 1,8 juta unit mobil. Dari jumlah itu, 800.000 diserap pasar dalam negeri dan 1 juta unit diekspor, termasuk ke Indonesia.
Bob Azam mengatakan jika pasar dan produksi mobil Indonesia masih terus stagnan dan berada di bawah Thailand, maka investor akan enggan menanam duitnya di Tanah Air.
"Saya rasa harus ada relaksasi dari pemerintah supaya industri kita bisa leading. Bisa memimpin pasar sekaligus bisa mempengaruhi investasi ke depan," kata Bob.
"Kalau kita pasar produksinya nomor dua terus, mungkin investor akan lari. Ini penting sekali bagi kita untuk take over leadership, produksi tidak hanya domestic market," tutup dia.
Berita Terkait
-
Pangsa Pasar Tembus 30 Persen Selama 5 Tahun, Jualan PT TAM Januari-November 2023 Ditopang Toyota Kijang Innova
-
Terkuak Selera Kendaraan Ammar Zoni yang Bernilai Miliaran Rupiah, Toyota Avanza Bukan Levelnya
-
Toyota Pertahankan Market Share 2023 di Tengah Serbuan Merek Pendatang Baru
-
Toyota Hilux Rangga Akan Diimpor dari Thailand
-
Toyota Cetak Rekor Ekspor Mobil di 2023
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya