Suara.com - Kebijakan baru di Eropa yang satu ini tampaknya akan membawa perubahan tampilan sepeda motor dan kendaraan baru di Eropa tahun ini (dan California di 2027), karena larangan pelapisan krom heksavalen mulai berlaku.
Langkah ini dilakukan karena adanya prioritas masalah kesehatan dan lingkungan, karena jenis pelapisan krom ini membawa beberapa risiko.
Lebih dari Sekedar Kilauan
Meskipun pelapisan krom memberikan hasil akhir yang berkilau pada motor, proses penerapannya dengan kromium heksavalen memiliki sisi gelap.
Menurut Visordown, bahan kimia ini dianggap sangat beracun, menimbulkan risiko kesehatan serius seperti kanker paru-paru dan kerusakan hati bagi mereka yang menanganinya.
Namun bahayanya tidak hanya pada kesehatan manusia. Air limbah dari pelapisan krom yang tidak diolah dengan benar dapat membahayakan lingkungan, membahayakan baik tumbuhan maupun hewan.
Alternatif untuk Menjaga Kilauan Tetap Hidup
Kabar baiknya adalah, larangan tersebut tidak berarti akhir dari tampilan krom. Produsen sedang mengeksplorasi metode alternatif untuk mencapai estetika yang serupa:
- Krom semprot: Metode ini menggunakan lapisan perak yang diapit di antara lapisan pelindung, menggunakan lebih sedikit bahan berbahaya dan menawarkan waktu penyelesaian yang lebih cepat.
- Pelapisan krom trivalen: Proses rumit yang menggunakan solusi yang berbeda dan tidak terlalu beracun, membutuhkan investasi yang signifikan untuk perusahaan pelapisan krom yang ada.
Dampak yang Lebih Luas
Baca Juga: Pembalap WorldSSP300 Aldi Satya Mahendra Meriahkan IIMS 2024
Meskipun industri sepeda motor, yang dikenal dengan aksen kromnya, akan terpengaruh secara signifikan, larangan ini memengaruhi berbagai sektor yang mengandalkan pelapisan krom untuk estetika dan perlindungan. Industri seperti kedirgantaraan, otomotif, dan peralatan rumah tangga perlu menemukan alternatif yang cocok untuk aplikasi tertentu.
Berita Terkait
-
Pembalap WorldSSP300 Aldi Satya Mahendra Meriahkan IIMS 2024
-
Astra Honda Kirimkan Wakil Berlaga di Asia-Oceania Honda Safety Instructor Competition 2024
-
Pre-booking MotoGP Mandalika 2024 Tersedia, Promosi Wisata Jalan Terus
-
Ogah Kalah dari Kuartet Jepang, Eropa Ikut Kembangkan Motor Hidrogen
-
Yamaha R1 Disuntik Mati: Pertanda Kiamat "Motor Super"?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
-
5 Motor Listrik untuk Anak Sekolah, Jarak Tempuh Jauh Harga Mulai Rp8 Juta
-
7 Mobil Bekas Kabin Lega untuk Perjalanan Jauh: Harga Bersahabat Dibawah Rp80 Juta
-
Harga Wuling Air EV Bekas Akhir 2025 Terjun Bebas? Varian Long Range Kini Cuma Segini
-
Otoproject Rilis Aksesoris BYD Atto 1 Bikin Tampilan Makin Sporty
-
5 Motor Matic Bekas Harga Rp5 Jutaan Paling Bandel di 2025, Iritnya Bisa Diandalkan
-
9 Moge Honda Paling Gagah, Rebel 500 Jadi Termurah Desember 2025
-
Skutik Retro Honda 150cc Mirip Vespa Siap Mengaspal, Tampilan Mahal Harga Masuk Akal
-
Berapa Pajak dan Konsumsi BBM Mobil Bekas KIA Seltos 2020? Harganya Mirip Agya Baru
-
Wajah Baru Honda Scoopy Makin Asyik, Gaya Retro Bikin Melirik