Suara.com - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun depan memicu kekhawatiran di industri otomotif, termasuk di ranah produksi mobil.
Wakil Presiden PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengungkapkan bahwa kebijakan ini dapat memberatkan industri dan menghambat lokalisasi.
Dikutip dari situs resmi Gaikindo, Bob Azam pada akhir April silam menjelaskan bahwa lokalisasi industri otomotif di Indonesia merupakan proses kompleks yang melibatkan banyak faktor, termasuk PPN.
Kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berdampak pada setiap tahap produksi, mulai dari bahan baku hingga komponen akhir.
"Misalnya, bahan baku diolah menjadi barang setengah jadi, lalu dikenakan PPN. Barang setengah jadi menjadi subkomponen, kena PPN lagi. Subkomponen menjadi komponen, kena PPN lagi. Semakin banyak PPN yang dikenakan, semakin mahal pula biaya produksi," jelas Bob.
Dilema Impor vs Lokalisasi
Kondisi ini memicu dilema bagi industri otomotif. Di satu sisi, industri ingin meningkatkan lokalisasi untuk mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain, kenaikan PPN membuat penggunaan komponen impor yang sudah jadi jauh lebih menarik secara ekonomis.
"Semakin dalam industri kita, semakin banyak PPN yang dikenakan. Lebih menguntungkan untuk impor komponen jadi yang hanya dikenakan PPN sekali," ujar Bob.
Bob berharap pemerintah dan pemangku kebijakan dapat menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk meredam dampak negatif dari kenaikan PPN. Skema PPN yang baru haruslah memberikan manfaat bagi industri, bukan sebaliknya.
"Pemerintah perlu mengusahakan mitigasi agar PPN tidak dikenakan berjenjang. Di negara tetangga, PPN umumnya hanya 7-9 persen. Jika daya saing kita tidak dijaga, industri otomotif Indonesia akan tergerus," tegas Bob.
Kenaikan PPN 12 persen memang berpotensi memberatkan industri otomotif. Pemerintah perlu mempertimbangkan dampak kebijakan ini secara komprehensif dan bekerja sama dengan industri untuk mencari solusi yang tepat.
Mitigasi dan skema PPN yang pro-industri menjadi kunci untuk menjaga daya saing dan mendukung kelancaran operasi industri otomotif di Indonesia.
Berita Terkait
-
Intip Toyota Voxy yang Jadi Kado Istimewa Sarwendah untuk Betrand Peto, Ekspresi Ruben Onsu Jadi Sorotan
-
Google Disingkirkan, Bos Tesla Elon Musk Pilih Gunakan Perusahaan China Ini untuk Sistem Navigasi
-
BMW Singkirkan Emblem "i" dari Mobil Bensin, Ada Apa?
-
Mika Lampu Mobil Kuning Kusam? Kembalikan Kejernihannya dengan Trik Berikut Ini
-
Mobil Fortuner Pelat Dinas Polda Jabar Tabrak Bus Elf di Tol MBZ, Sopir Diduga Mengantuk
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
Terkini
-
Yamaha Fazzio vs Honda Scoopy di 2025: Tampang Retro, Irit Mana?
-
BYD Siapkan Mobil Murah 'Dobrak' Dominasi Toyota dan Mitsubishi di Segmen PHEV
-
Desainnya Bikin Geger, Harganya Bikin Kaget! Kenalan dengan All New Honda Square X125
-
Isi Garasi Dzawin Nur yang Akhirnya Menikah, 2 Mobil Petualang Siap Kawal Renny Rachmawaty
-
Harga New Honda ADV160 untuk Area Jawa Barat Resmi Dirilis
-
Pintu Elektrik Bawa Petaka: Tragedi Anak Kecil Meregang Nyawa Saat Mobil Listrik Kebakaran
-
Wuling Cloud EV Lite Jadi Inovasi Lintas Industri Kembangkan Pasar Mobil Listrik
-
Bikin Bangga di Motegi, Pembalap Indonesia Bawa Merah Putih Tembus Tiga Besar Klasemen IATC
-
Terpopuler: Pajak Balik Nama akan Digratiskan? Intip Isi Garasi Ketum PPP
-
Brand Eropa Gusar, Invasi Mobil China Mulai Makan "Korban"