Otomotif / Mobil
Senin, 22 Desember 2025 | 13:38 WIB
Ilustrasi pabrik Honda yang harus stop produksi akibat kekurangan pasokan chip semikonduktor. (Foto: Ist)
Baca 10 detik
  • Honda menghentikan produksi sementara di dua lokasi pabrik Jepang pada 5 dan 6 Januari akibat kelangkaan komponen semikonduktor.
  • Tiga pabrik Guangqi Honda di Tiongkok juga tutup sementara mulai 29 Desember hingga 2 Januari karena masalah pasokan.
  • Akar masalah ini berasal dari ketegangan geopolitik Belanda mengambil alih kendali perusahaan pembuat chip Nexperia Tiongkok.

Suara.com - Honda kembali menghadapi tantangan besar akibat kelangkaan komponen penting yang hingga kini belum sepenuhnya teratasi.

Honda selaku produsen mobil raksasa asal Jepang baru saja mengumumkan untuk stop produksi di dua pabrik mereka yang berada di dua negara besar sekaligus.

Kabar ini menjadi pengingat bagi para pecinta otomotif bahwa masalah pasokan semikonduktor masih menjadi momok bagi manufaktur kendaraan di berbagai belahan dunia.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Honda dijadwalkan akan menghentikan produksi di Jepang pada tanggal 5 dan 6 Januari mendatang.

Meski demikian pihak perusahaan belum memberikan keterangan rinci mengenai lokasi pabrik mana saja yang akan terkena dampak langsung dari kebijakan tersebut.

Tidak hanya di Jepang tekanan pasokan ini juga merambah ke wilayah Tiongkok. Ketiga pabrik Guangqi Honda Automobile milik produsen tersebut dipastikan akan ditutup mulai tanggal 29 Desember hingga 2 Januari.

Masalah serius ini berakar dari kelangkaan chip yang dipicu oleh ketegangan geopolitik di Eropa tepatnya di Belanda. Pemerintah Belanda dilaporkan mengambil kendali atas Nexperia sebuah perusahaan pembuat chip yang dimiliki oleh pihak Tiongkok.

Langkah ini diambil setelah muncul tekanan politik internasional yang cukup kuat. Nexperia sendiri merupakan produsen chip kelas bawah yang sangat krusial untuk perangkat elektronik mobil hingga peralatan rumah tangga. Penjelasan resmi pemerintah Belanda mengenai penyitaan tersebut adalah bahwa Nexperia memiliki kekurangan tata kelola yang serius.

Pemerintah Belanda mengungkapkan kekhawatiran bahwa pemilik mayoritas Nexperia yaitu Wingtech akan memindahkan teknologi kunci keluar dari benua Eropa.

Baca Juga: 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol

Namun laporan dari New York Times menunjukkan bahwa rencana tersebut sebenarnya sudah terdeteksi sejak tahun 2019 silam. Ketegangan perang proksi geopolitik ini pada akhirnya berdampak langsung pada stabilitas rantai pasok global yang membuat Honda harus mengambil langkah cepat dengan menghentikan produksi sementara waktu.

Dampak dari kekurangan pasokan chip untuk industri otomotif memang masih terlihat hingga saat ini sehingga Honda memutuskan untuk menutup produksi pabriknya di Jepang dan Tiongkok demi menyesuaikan keadaan.

Kondisi ini menuntut para produsen mobil seperti Honda untuk terus beradaptasi dan mencari solusi alternatif agar target produksi tetap bisa terpenuhi di tengah ketidakpastian pasokan komponen elektronik dunia. 

Load More