Suara.com - Harapan publik Indonesia bisa melihat trofi Piala Thomas kembali ke Tanah Air akhirnya lagi-lagi harus tertunda hingga dua tahun mendatang.
Pasalnya, tim Thomas Indonesia gagal wujudkan target bawa pulang trofi Piala Thomas tahun ini. Hendra Setiawan cs dihentikan Cina di semifinal dengan skor 1-3, Jumat (25/5/2018) kemarin.
PBSI, selaku induk olahraga bulutangkis di Indonesia, pun langsung melakukan evaluasi. Ada bebarapa hal yang menjadi sorotan. Salah satunya masalah konsistensi.
Baca Juga: McLaren Kerahkan Pakar Amerika di GP F1 Monaco
Dalam hal ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menyoroti konsistensi di sektor ganda.
Sementara di sektor tunggal, Susy berharap para pemain Indonesia bisa sejajar dengan pemain elit dunia.
"Saat ini persaingan sangat ketat. Di ganda harus lebih konsisten lagi," kata Susy, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Sabtu (26/5/2018).
"Sedangkan di tunggal, kami masih ada PR bagaimana untuk meningkatkan performa, konsistensi, permainan lebih matang lagi," lanjut Susy yang juga menjabat manajer tim Thomas dan Uber Indonesia 2018.
Baca Juga: Final Liga Champions: Bek Gaek Persija Ini Jagokan Liverpool
"Sejauh ini sudah ada peningkatan tapi masih belum konsisten. Masih belum bisa sampai melewati elit dunia."
"Seperti misalnya Anthony (Sinisuka Ginting) saat bertemu dengan Lee Chong Wei sudah ramai. Tapi di akhir, saat poin kritis, akhirnya kalah. Kalah pengalaman, kalah matang dan juga jam terbang," ungkap Susy.
Berita Terkait
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Gregoria Mariska Batal Partisipasi di Dua Ajang Bergengsi, PBSI Buka Suara
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
-
Daftar Lengkap Wakil Indonesia di China Masters 2025, Gregoria Mariska Absen
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
Terkini
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi