Suara.com - Rifki Ardiansyah Arrosyiid, akhirnya menyumbangkan medali emas di nomor kumite 60 kilogram setelah mengalahkan karateka Iran di ajang Asian Games 2018. Kemenangan ini menambah pundi-pundi emas Indonesia menjadi 11, pada Minggu (26/8/2018)
Raihan ini menjadikan keinginan Rizki menjadi juara pada level dunia karate semakin terbuka, seperti cita-citanya sejak kecil, sewaktu pertama kali mengenal karate.
Waktu itu, ketika masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD), Rifki mulai berkenalan dengan cabang olahraga karate. Lama-kelamaan, olahraga bela diri itu pun dia jadikan sebagai hobi.
"Karena sudah menjadi hobi, akhirnya saya latihan karate terus setiap hari. Saya belajar karate sendiri. Tidak ada yang mengajari saya, karena orang tua saya juga bukan atlet karate," kata Rifki di Jakarta.
Menginjak kelas 3 hingga 4 SD, Rifki akhirnya mulai memberanikan diri untuk mulai mencoba mengikuti kejuaraan karate di tingkat sekolah dasar. Saat itu, Rifki yang masih mengenakan sabuk kuning mengaku sering dikalahkan oleh lawan-lawannya. Akan tetapi, kondisi tersebut perlahan-lahan mulai berubah ketika dia duduk di bangku kelas 5 hingga 6 SD.
Prestasi atlet kelahiran Surabaya itu terus merangkak naik saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia mulai terpilih menjadi Best of the Best (BOB) kejuaraan karate di tingkat lokal dan tingkat nasional.
Atas prestasinya tersebut, dia pun mulai dikirim ke luar negeri untuk mengikuti berbagai kejuaraan karate tingkat internasional. Beberapa kejuaraan internasional yang pernah dia ikuti, antara lain World Junior, Cadet and U21 Championships 2015 nomor pertandingan Kumite 55 kilogram di Jakarta (Indonesia), South East Asian Games (SEA Games) 2017 nomor Kumite beregu di Kuala Lumpur (Malaysia) dan Karate 1 Premier League 2017 nomor Kumite 60 kilogram di Dubai (Uni Emirat Arab).
Prestasi yang baru-baru ini dicetak oleh pemuda berusia 20 tahun itu, yakni memenangkan medali emas nomor pertandingan Kumite 60 kilogram Asian Games 2018 setelah berhasil menumbangkan karateka Iran Amir Mahdi Zadeh dengan skor akhir 9-7 di Plenary Hall, JCC Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (26/8).
Atlet yang tenang Menurut pelatih Syamsuddin Barkhani, Rifki merupakan atlet yang tenang. Dengan ketenangan yang dimiliki itu, Rifki mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam ajang Asian Games 2018. Terutama di babak final, dia melihat Rifki yang sudah kelelahan namun masih mampu menguasai pertandingan dan akhirnya sukses mengalahkan karateka asal Iran tersebut.
Dengan ketenangannya itu, dia bisa tampil dengan sangat baik di Asian Games 2018 dan menyumbangkan medali emas untuk Indonesia.
Selain tenang, dia juga menilai Rifki sebagai atlet yang cerdas dan berbakat. Terlebih, selama mengikuti kejuaraan karate mulai dari tingkat kadet, junior hingga senior, Rifki tidak terkalahkan.
Usai Asian Games, sang pelatih pun berencana untuk mengikutkan Rifki ke lebih banyak kejuaraan tingkat internasional untuk menambah poin sekaligus meraih peringkat terbaik dalam World Karate Federation (WKF).
Beberapa kejuaraan yang akan diikuti oleh Rifki, diantaranya kompetisi karate Seri A, kejuaraan Shanghai Open pada September 2018 serta Olimpiade Tokyo 2020. Selain itu, dia mengatakan Rifki juga akan diikutsertakan dalam banyak pelatihan atau training dan try out untuk memaksimalkan prestasi yang diraihnya dan memenuhi target juara.
Segudang mimpi Rupanya, mimpi-mimpi Rifki belum berhenti sampai di Asian Games 2018. Dia masih memiliki segudang mimpi lainnya yang ingin diwujudkan seiring dengan waktu yang terus bejalan dan usia yang terus bertambah. Mimpi yang ingin direalisasikan oleh Rifki selanjutnya, yaitu masuk ke dalam peringkat WKF dan mengikuti olimpiade.
Selain mimpi-mimpi untuk menjadi juara, pria yang lahir pada 24 Desember 1997 itu juga memiliki mimpi lainnya, yaitu menunaikan ibadah haji.
"Karena Allah itu nomor satu bagi saya. Allah selalu ada di hati saya dan saya selalu bersyukur untuk semuanya," tutur Rifki.
Oleh karena itu, dengan hadiah bonus Asian Games 2018 berupa uang tunai sejumlah Rp1,5 miliar yang akan diterimanya nanti, dia berencana untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci.
Tidak hanya menjadi juara dunia karate, sejak kecil, Rifki ternyata juga memiliki impian untuk menjadi seorang tentara. Untuk memenuhi impian tersebut, pada 2016, putra pasangan Bapak Surya Kencana dan Ibu Dwi itu memutuskan untuk mengikuti pendidikan Bintara.
Saat ini, Rifki sudah berpangkat Sersan Dua (Serda) di Kodam V Brawijaya. Sehari-hari, dia menjabat sebagai Babanmin 2 Pokbanim Jasdam V Brawijaya.
Selama berkarir sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI), dia pernah mengikuti Kejuaraan Nasional Karate Piala Panglima TNI 2017 dan berhasil meraih medali emas pada nomor pertandingan Kumite 55 kilogram. Dalam usahanya mewujudkan mimpi-mimpi tersebut, Rifki mengaku sangat membutuhkan doa dan dukungan yang tiada henti dari kedua orang tua, keluarga besar, teman-teman dan segenap masyarakat Indonesia. Baca juga: Indonesia rebut medali emas kumite putra -60 kilogram. (Antara)
Berita Terkait
-
Karate Kid: Legends Gagal Salip Lilo & Stitch (2025) di Puncak Box Office
-
5 Film Terbaru Sambut Libur Qurban, Ada The Ugly Stepsister dan Karate Kid
-
Review Film Karate Kid - Legends: Pukulan Nostalgia tapi Kurang Greget!
-
Sinopsis Karate Kid: Legends, Kembalinya Jackie Chan dalam Kisah Haru Penuh Aksi
-
Aktor Karate Kid Dilaporkan Main The Hunger Games: Sunrise on the Reaping
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya