Suara.com - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) secara tegas menolak wacana BWF yang ingin mengganti shuttlecock bulu angsa dengan shuttlecock berbahan sintetis, yang akan diuji coba di BWF World Tour Finals 2019.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti, rencana BWF tak tepat jika dilakukan sekarang. Sebab, para atlet dan federasi bulutangkis masing-masing negara tengah fokus mempersiapkan diri menuju Olimpiade.
Perubahan-perubahan kecil maupun besar yang dilakukan BWF, dikhawatirkan akan merusak program yang telah dipersiapkan federasi masing-masing negara, karena atlet harus beradaptasi ulang dengan media shuttlecock yang baru.
"(PBSI) belum setuju. Saya rasa lebih baik menggunakan (shuttlecock) yang biasa saja. Ini 'kan tersisa satu setengah tahun (menuju Olimpiade), jangan coba-coba deh," ujar Susy Susanti saat dihubungi wartawan, Kamis (7/2/2019).
"Ini mau Olimpiade, janganlah mengambil suatu perubahan yang tidak biasa. Karena bisa merugikan semua pihak. BWF aturannya itu memang kadang ada-ada saja," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, BWF tak kali ini saja mewacanakan peraturan maupun perubahan sistem yang bisa dibilang kontroversial.
Sebelum rencana penerapan shuttlecock sintetis, sejak 2018 federasi bulutangkis dunia itu juga telah menerapkan perubahan service dan minimal turnamen yang harus diikuti pebulutangkis.
Wacana penerapan shuttlecock sintetis sendiri disebut BWF untuk meminimalisir biaya produksi shuttlecock. Selain itu, shuttlecock sintetis dinilai akan lebih tahan lama, sehingga para pebulutangkis tak perlu lagi berkali-kali meminta pergantian shuttlecock di tengah laga.
Menurut Susy Susanti, wacana itu sebenarnya masuk akal. Namun, BWF disebutnya harus cermat memilih waktu yang tepat untuk menerapkan terobosan itu.
Baca Juga: Tiba di PN Surabaya, Ahmad Dhani Kenakan Kaus 'Tahanan Politik'
"Nanti setelah Olimpiade (2020) baru diuji coba buat adaptasi. Kadang-kadang perubahan dari BWF suka membuat kesal. Jadi kami capek, coba pikir ke situ. Jangan hanya untuk kepentingan sepihak saja, untuk mencari celah terus," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi