Suara.com - Vincent Rivaldi Kosasih menjadi satu dari 12 pebasket yang masuk ke dalam rooster timnas basket Indonesia di ajang FIBA Asia Cup 2022. Kepastian itu membuatnya mengikuti jejak sang ayah, Lie Tjui Tek.
Terpilihnya Vincent Rivaldi Kosasih ke dalam skuad timnas basket Indonesia asuhan Milos Pejic, membuat pemain berposisi center itu mencatatkan rekor unik.
Vincent akan mengikuti jejak ayahnya membela timnas basket Indonesia di ajang FIBA Asia Cup ketika kompetisi basket se-Asia itu berlangsung di rumah sendiri.
Ya, sebelum FIBA Asia Cup 2022 yang akan bergulir di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia pernah menggelar ajang yang sama pada 1993. Lebih unik, Istora Senayan pula yang dijadikan venue saat itu.
Ketika itu, FIBA Asia Cup masih bernama ABC Championship. Dalam roster pemain Indonesia hampir tiga dekade silam, terdapat nama Lie Tjui Tek.
Ayah kandung Vincent Rivaldi Kosasih ini menjadi salah satu pemain senior dalam tim yang diisi sejumlah bintang-bintang muda, di antaranya Ali Budimansyah, Romy C Chandra, AF Rinaldo, dan M Rifky.
"Senang sekali bisa mencatatkan sejarah tersebut. Namun yang lebih penting lagi pastinya Indonesia bisa meraih kemenangan," kata Vincent dalam keterangan tertulis dikutip Suara.com, Selasa (12/7/2022).
Tjui Tek atau biasa disapa Aan lahir di Medan pada 15 Desember 1964. Badannya bongsor sejak kecil, tapi tak bermain basket karena susah mencari sepatu dengan ukuran kakinya yang panjang saat itu.
Dalam usia 16 tahun, ia terpantau pemandu bakat tim Halim Kediri dan kemudian diajak ke Kota Kediri. Ia kemudian pindah dan berlatih basket sambil bekerja. Sepatu basket tak lagi jadi pikiran.
Baca Juga: Rajko Toroman Mundur, Milos Pejic Resmi Jadi Pelatih Timnas Basket Indonesia
Tjui Tek mulai memperkuat Halim di kompetisi Gabatama 1983. Pada musim 1984/1985 dalam awal era Kobatama, Halim juara.
Para pemain Halim, termasuk Aan kemudian memperkuat tim PON Jatim pada 1985. Nama lainnya antara lain Lee Gwan Ming dan Pek King Sing, kakak dari Pek King Day. Mereka juga membela Indonesia di SEA Games 1985 di Bangkok.
Tjui Tek langganan timnas sejak saat itu. Ia terakhir tampil pada 1993, tepat setelah tampil di FIBA Asia Cup yang berlangsung di Istora Jakarta. Total 8 delapan tahun ia membela timnas.
Di level klub, ia pernah membela Pacific, CLS, dan pensiun di Bhinneka pada 2001. Ketiga anaknya, yakni Vincent, William, dan Edward, mengikuti jejaknya bermain basket.
Tjui Tek mendukung anak-anaknya bermain basket pro, asal bisa menamatkan kuliah. Ini sudah dilakukan Vincent dengan lulus S2 Bisnis Internasional dari universitas di Cina, dan tengah diikuti William yang juga kuliah di Cina.
"Mereka harus sekolah yang tinggi dulu yang paling utama. Jika lulus mau lanjut basket silakan. Jadi setelah pensiun basket, mereka punya bekal dengan sekolah mereka," kata Tjui Tek.
Berita Terkait
-
Top 5 Sport: Rajko Toroman Mundur, Milos Pejic Resmi Jadi Pelatih Timnas Basket Indonesia
-
Tiga Menteri Hadiri Gala Dinner FIBA Asia Cup 2022
-
Marques Bolden dan Abraham Damar 100 Persen Fit untuk FIBA Asia Cup 2022
-
Jadwal Lengkap FIBA Asia Cup 2022: Indonesia Hadapi Arab Saudi di Laga Perdana
-
Marques Bolden Masuk Daftar, Ini Skuad Timnas Basket Indonesia untuk FIBA Asia Cup 2022
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi