Suara.com - McLaren kembali menarik perhatian publik menjelang perubahan besar regulasi Formula 1 musim depan.
Kali ini, Lando Norris, pembalap andalan tim asal Inggris tersebut, memberikan peringatan agar F1 tetap mempertahankan esensi asli balap, tanpa terlalu “artificial” atau dipaksakan dengan gimmick.
F1 akan menghadapi perubahan teknis yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarahnya.
Perubahan ini mencakup unit tenaga baru, baterai dengan output lebih besar, serta modifikasi signifikan pada sasis dan aerodinamika mobil.
Hal ini akan membuat tim dan pembalap harus mengubah strategi mereka secara drastis untuk mengekstrak kecepatan maksimal dari mobil baru.
“Ini berbeda, menarik, dan ada sisi positifnya,” kata Norris seperti dikutip RacingNews365.
“Tahun depan, jarak antar mobil akan lebih besar. Tapi itu tidak berarti balapan jadi lebih buruk. Ada banyak hal yang justru akan membuat balapan lebih menarik.”
Meski begitu, Norris menekankan kekhawatirannya terhadap tren balap yang terlalu “terstruktur” atau “diskriptif”.
“Saya tidak ingin semuanya jadi terlalu palsu atau terlalu scripted. Itu bukan motorsport, dan itu bukan yang saya suka,” tegasnya.
Baca Juga: Christian Horner Diprediksi Bakal Kembali ke Formula 1, Kok Bisa?
Selain itu, pembalap McLaren ini juga menyoroti perubahan performa mobil akibat modifikasi ekstrem. Mobil diperkirakan akan lebih lambat di tikungan dan tidak akan terlihat se-spektakuler sebelumnya.
Kecepatan di lintasan lurus mungkin berkurang karena deselerasi lebih tinggi, sementara penggunaan baterai akan menjadi elemen kunci untuk performa maksimal.
“Mobil-mobil ini akan menjadi tantangan baru bagi semua orang. Kita harus menantikan tantangan ini dan menikmatinya sebagai tim,” lanjut Norris.
Norris juga menegaskan bahwa dirinya ingin tetap fokus pada sensasi mengemudi yang murni: mengoper gigi, menambah atau mengurangi kecepatan, dan memaksimalkan batas mobil.
Ia menentang penggunaan gimmick seperti DRS (Drag Reduction System) yang dianggap membuat balapan terasa “diatur” dan tidak natural.
“Sebagai pembalap, kita ingin mobil yang bisa dikendalikan sepenuhnya. Kita ingin merasakan limit mobil dan kemampuan kita sendiri. Itu yang membuat F1 tetap seru,” tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Terkini
-
Bulu Tangkis Dapat Dukungan Maksimal di POPNAS 2025: Persaingan Pelajar dari 38 Provinsi Memanas
-
Fajar/Fikri Menang Meyakinkan, Tantang Wakil Taiwan di 16 Besar Australian Open 2025
-
Ana/Trias Tancap Gas, Libas Unggulan Keempat di 32 Besar Australian Open 2025
-
Hat-trick Juara Umum! Dominasi Satu Tim Berlanjut di AAUI Cup 2025
-
Anak Eks Persija Jakarta Resmi Gabung Gresik Petrokimia, Bareng Shella Bernadetha
-
Gabung Jakarta Livin Mandiri, Arimbi Syifana Berpotensi Pecahkan Rekor dalam Sejarah Proliga
-
Usai Catat Rekor, Pebalap Asal Magetan Bertekad Lebih Baik di Moto2 2026
-
Bocoran Dirut IBL, Sebut 16 Pemain Asing Sudah Terdaftar, Didominasi dari Amerika Serikat
-
Kronologis UFC Larang Seumur Hidup Dillon Danis Gegara Baku Hantam dengan Tim Islam Makhachev
-
SUV Terbalik, Petarung UFC Deiveson Figueiredo Selamat dari Kecelakaan Horor