Suara.com - Lebih dari tiga tahun sejak kematiannya, mantan CEO Apple, Steve Jobs, muncul lagi di hadapan sejumlah khalayak, tepatnya di sebuah persidangan, Jumat (5/12/2014) waktu setempat di Oakland. Tapi, Jobs tentu saja tidak muncul dalam wujud aslinya, melainkan hanya melalui rekaman video.
Kemunculan Jobs itu sesuai dengan agenda tim pembela pihak Apple, dalam kasus di mana perusahaan itu menghadapi class-action terkait kebijakannya. Tuntutan yang dihadapi adalah bahwa Apple telah melipatgandakan harga dengan mengunci para penyuka musik dalam menggunakan iPod.
Tampak sedikit kusut dan pucat, Jobs dalam rekaman kesaksiannya di persidangan itu berbicara pelan. Rekaman itu sendiri disebut dibuat sekitar enam bulan sebelum dia wafat pada Oktober 2011 lalu. Meski penampilannya begitu, Jobs memberikan kesaksian tegas dalam membela kebijakan software Apple yang memblokir pengguna mendengarkan musik dari layanan pesaing iTunes itu.
"Kami (saat itu) sangat ketakutan akan kemungkinan mampunya hacker masuk ke sistem keamanan Apple," ungkap Jobs dalam salah satu bagian kesaksiannya, seperti dikutip Huffington Post dari AP.
Alasan Jobs adalah karena hal itu bisa membahayakan kontrak-kontrak besar Apple dengan perusahaan rekaman yang jelas-jelas tak ingin lagu-lagu mereka dibajak. "Kami bisa mendapat email-email keras dari label musik (jika sampai begitu)," sambungnya.
Video kesaksian Jobs itu sendiri lantas tidak dirilis, menyusul pemutarannya di persidangan hari itu.
Untuk diketahui, dalam kasus ini, Apple yang memang memiliki software anti-pembajakan, memastikan hanya lagu-lagu dari iTunes Store yang bisa dimainkan di iPod. Kuasa hukum sekelompok pelanggan dan distributor iPod menuding bahwa hal itu mencegah pesaing musik Apple memasuki pasarnya, yang lantas membuat Apple bisa menjual iPod dengan harga sangat tinggi.
Dalam kasus ini, para penggugat mengajukan tuntutan ganti rugi sebesar US$350 juta. Nilai tuntutan itu bahkan disebut bisa berlipat tiga, jika para juri nantinya sepakat bahwa Apple telah melanggar aturan anti-monopoli. [AP/Huffpost]
Berita Terkait
-
Apple Disebut Batal Rilis iPhone 19 di 2027, Ada Apa?
-
Bank Indonesia Rayu Apple Adopsi Pembayaran QRIS Tap
-
Rumor : Produksi iPhone Air Dikurangi, Ada Apa?
-
Apple TV Umumkan Jadwal Tayang Shrinking Season 3, Catat Tanggalnya!
-
Kalahkan Google, Kini Onlyfans Jadi Perusahaan Paling Untung di Dunia Berdasarkan Gaji Karyawan
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Bos Xiaomi Blak-blakan Ungkap Kenapa Harga HP Makin Mahal
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain OVR 110113 Sekarang
-
OpenAI Kenalkan Browser Pesaing Google, Namanya ChatGPT Atlas
-
Xiaomi 17 Air Segera Hadir, HP Tipis Pesaing iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge
-
Apple Disebut Batal Rilis iPhone 19 di 2027, Ada Apa?
-
Oppo Reno 15 Diprediksi Usung Dimensity 8450 dan Sensor Samsung 200 MP
-
Untuk Pertama Kalinya, Seri Game Halo Siap Menuju PS5
-
Skor AnTuTu iQOO Z10R: HP Murah dengan Dimensity 7360 dan RAM 12 GB
-
Video Viral Mobil MBG Angkut Genteng, Klarifikasi Kepala Sekolah Jadi Sorotan
-
4 Perangkat Xiaomi Bakal Dapat Update OS 5 Kali, Ada Tablet dan HP Midrange