Suara.com - Ribuan koin emas tua ditemukan di sebuah pelabuhan kuno di pesisir Israel. Harta karun yang ditemukan oleh penyelam amatir tersebut diduga milik Kekhalifahan Fatimiyah, demikian dikatakan badan kepurbakalaan Israel, Selasa (17/2/2015).
Awalnya para penyelam itu mengira koin-koin di dasar Laut Mediterania, di pesisir Israel itu, hanyalah mainan. Tetapi setelah melihat lebih dekat, mereka yakin itu adalah emas. Mereka kemudian melaporkan temuan itu ke badan kepurbakalaan Israel yang kemudian mengangkat koin-koin tersebut. Ada hampir 2000 koin yang ditemukan di lokasi itu.
Menurut para ilmuwan koin-koin itu ditemukan dekat lokasi kota pelabuhan kuno Kaisarea, yang dibangun oleh Raja Herodes Agung pada sekitar 2000 tahun silam. Koin-koin itu sendiri diperkirakan dicetak ketika Kaisarea dikuasai oleh Kekhalifahan Fatimiyah yang memerintah selama periode 909 sampai 1171 Masehi.
Pada puncak masa kejayaannya Kekhalifahan Fatimiyah, yang berpusat di Mesir, menguasai wilayah yang membentang dari Afrika Utara hingga sebagian besar Mediterania dan mempunyai harta sekitar 12 juta dinar.
Koin-koin paling tua diperkirakan dicetak di Italia sekitar abad kesembilan. Tetapi sebagian besar koin itu diproduksi di Afrika Utara dan Mesir pada masa pemerintahan Khalifah Al Hakim dan Al Zahir, di sekitar tahun 996 sampai 1036 Masehi. Koin-koin itu ditemukan dalam pecahan satu dinar, setengah dinar, dan seperempat dinar.
Meski demikian, para peneliti belum bisa memastikan mengapa ribuan koin emas itu ditemukan di dasar laut Mediterania.
"Mungkin kapal pembawa koin itu tenggelam di sana. Kapal itu mungkin sedang dalam perjalanan ke pusat pemerintahan di Mesir, untuk membawa uang hasil pemungutan pajak. Atau mungkin koin-koin itu sebenarnya adalah gaji tentara Fatimiyah yang bertugas menjaga di Kaisarea," kata Kobi Sharvit, direktur Unit Arkeologi Kelautan Badan Kepurbakalaan Israel.
Meski demikian Badan Kepurbakalaan Israel menolak menaksir nilai emas-emas dinar milik Kekhalifahan Fatimiyah itu dalam mata uang modern. Yang pasti, pemerintah Israel kini mengklaim harta karun itu dan tidak memberikan imbalan pagi pera penemunya. (Live Science/The Guardian)
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Realme GT 8 Pro Debut Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, Skor AnTuTu Tembus 4 Juta Lebih
-
Vivo V60 Lite Masuk Indonesia 2 Oktober, Intip Spesifikasinya
-
Komdigi Sebut Indonesia Harus Mandiri Kembangkan AI biar Tak Bergantung Teknologi Asing
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September 2025: Skuad Mesti Gahar, Pele dan Petit Menantimu
-
25 Kode Redeem FF Terbaru 28 September 2025, Klaim Diamond dan Bundle Langka Sekarang
-
4 HP dengan Kamera Stabil di Bawah Rp3 Juta: Cocok untuk Konten Harian dan Video Anti-Goyang
-
Mending Beli iPhone 13 atau iPhone 16e? Duel iPhone Murah
-
27 Prompt Gemini AI Edit Foto Pasangan Jadi Ala Studio Profesional
-
Harga iPhone 13 di Indonesia Bulan September 2025, Turun Jelang iPhone 17 Tiba?
-
MediaTek Dimensity 9500, Otak Baru HP Flagship dengan Teknologi AI Generasi Terbaru