Ilustrasi alien (Shutterstock).
Alien, jika memang benar ada, berkemungkinan besar punya bobot dan ukuran yang jauh lebih besar dari manusia, demikian dikatakan seorang ilmuwan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di arXiv.org.
Argumentasi itu didasarkan pada sebuah model matematika yang berasumsi bahwa organisme di planet lain mengikuti hukum konservasi energi seperti di Bumi. Hukum itu menyatakan bahwa binatang bertubuh raksasa membutuhkan sumber daya besar dan menghabiskan energi lebih besar. Karenanya jumlah binatang besar, seperti paus atau gajah, lebih sedikit dibanding bintang kecil seperti semut.
Hal yang sama juga berlaku di alam semesta, beber Fergus Simpson, pakar kosmologi dari Universitas Barcelona, Spanyol, yang menulis studi itu. Simpson menduga di alam semesta, sama seperti di Bumi, ada lebih banyak organisme kecil ketimbang yang berukuran besar.
Lebih lanjut ia berasumsi bahwa jumlah planet yang dihuni organisme kecil akan lebih banyak ketimbang yang dihuni mahluk besar dan Bumi tampaknya termasuk dalam kelompok planet yang penghuninya berukuran kecil.
Simpson kemudian menganalisis data ukuran-ukuran tubuh binatang di Bumi dan menggunakannya untuk memperkirakan ukuran tubuh alien yang hidup di planet lain. Hasilnya ia menyatakan bahwa kemungkinan besar alien di planet lain berukuran tubuh lebih besar, seperti raksasa bagi manusia di Bumi. Bobot alien, ujar dia, bisa mencapai 300 kilogram.
Meski demikian ia mengakui bahwa Bumi tak bisa dengan mudah dijadikan sampel yang pas. Ia hanya mengingatkan bahwa sebagian besar planet yang diyakini bisa mendukung kehidupan berukuran hampir sama dengan Bumi atau Mars.
Pendapat Simpson itu, uniknya diamini oleh Seth Shostak, seorang peniti pada SETI Institute, organisasi yang hirau akan kehidupan lain di luar Bumi. Shostak mengatakan ia pernah melakukan studi serupa, yang isinya menyatakan bahwa alien kemungkinan besar bertubuh lebih besar karena "binatang bertubuh besar biasanya berumur lebih panjang dan punya peluang lebih besar untuk mengembangkan teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia."
Meski demikian Shostak mengingatkan bahwa ide Simpson itu masih berupa spekulasi dan gagasan didalamnya tak memasukkan banyak faktor lain yang bisa memengaruhi kecerdasan mahluk hidup di planet lain. (Newsweek)
Argumentasi itu didasarkan pada sebuah model matematika yang berasumsi bahwa organisme di planet lain mengikuti hukum konservasi energi seperti di Bumi. Hukum itu menyatakan bahwa binatang bertubuh raksasa membutuhkan sumber daya besar dan menghabiskan energi lebih besar. Karenanya jumlah binatang besar, seperti paus atau gajah, lebih sedikit dibanding bintang kecil seperti semut.
Hal yang sama juga berlaku di alam semesta, beber Fergus Simpson, pakar kosmologi dari Universitas Barcelona, Spanyol, yang menulis studi itu. Simpson menduga di alam semesta, sama seperti di Bumi, ada lebih banyak organisme kecil ketimbang yang berukuran besar.
Lebih lanjut ia berasumsi bahwa jumlah planet yang dihuni organisme kecil akan lebih banyak ketimbang yang dihuni mahluk besar dan Bumi tampaknya termasuk dalam kelompok planet yang penghuninya berukuran kecil.
Simpson kemudian menganalisis data ukuran-ukuran tubuh binatang di Bumi dan menggunakannya untuk memperkirakan ukuran tubuh alien yang hidup di planet lain. Hasilnya ia menyatakan bahwa kemungkinan besar alien di planet lain berukuran tubuh lebih besar, seperti raksasa bagi manusia di Bumi. Bobot alien, ujar dia, bisa mencapai 300 kilogram.
Meski demikian ia mengakui bahwa Bumi tak bisa dengan mudah dijadikan sampel yang pas. Ia hanya mengingatkan bahwa sebagian besar planet yang diyakini bisa mendukung kehidupan berukuran hampir sama dengan Bumi atau Mars.
Pendapat Simpson itu, uniknya diamini oleh Seth Shostak, seorang peniti pada SETI Institute, organisasi yang hirau akan kehidupan lain di luar Bumi. Shostak mengatakan ia pernah melakukan studi serupa, yang isinya menyatakan bahwa alien kemungkinan besar bertubuh lebih besar karena "binatang bertubuh besar biasanya berumur lebih panjang dan punya peluang lebih besar untuk mengembangkan teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia."
Meski demikian Shostak mengingatkan bahwa ide Simpson itu masih berupa spekulasi dan gagasan didalamnya tak memasukkan banyak faktor lain yang bisa memengaruhi kecerdasan mahluk hidup di planet lain. (Newsweek)
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
HP Murah Honor X5c Rilis: Desain Mirip iPhone, Harga Sejutaan
-
Pemilik Ponpes Al Khoziny Bukan Orang Sembarangan, Petinggi Partai Beri Bantuan
-
Rincian Sensor Kamera iPhone 17 Series Terungkap, Semuanya dari Sony
-
57 Kode Redeem FF Terbaru 5 Oktober: Ada Bunny Bundle dan SG2 Troublemaker
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
-
Xiaomi 17T Diprediksi Rilis Lebih Awal, Pertahankan Chip Premium MediaTek
-
Spesifikasi Infinix GT 30: HP Murah dengan Skor AnTuTu Tinggi, Layar 144 Hz
-
Mudah! Begini Cara Membuat Avatar Profil WhatsApp dari Foto Selfie
-
5 Kode Shift Borderlands 4 Terbaru: Ada Hadiah Kunci dan Legendary Ripper Shield
-
Tampilkan Mobil Balap, Teaser iQOO 15 Bocorkan Performa dan UI Anyar