Seorang gadis sedang menunjukkan foto yang diambil menggunakan Samsung Galaxy S6 di Singapura (Reuters/Edgar Su).
Telepon seluler pintar paling baru Samsung, Galaxy S6 Edge, adalah ponsel yang menelan biaya paling mahal dalam proses produksi dan perakitannya, demikian hasil analisis perusahaan riset IHS yang membongkar ponsel tersebut.
Berdasarkan analisis IHS, Samsung menghabiskan 290 dolar AS (sekitar Rp3,7 juta) untuk memproduksi satu unit Galaxy S6 Edge. Biaya itu sudah termasuk untuk perakitannya.
Jumlah itu 34 dolar AS lebih mahal dari biaya produksi Galaxy 5S dan lebih mahal dibandingkan biaya produksi iPhone 6 dan iPhone 6 Plus, dua ponsel teranyar Apple yang hanya butuh 263 dolar untuk diproduksi.
Menurut Andrew Rassweiler, analis dari IHS, harga material komponen elektronik yang terus meningkat turut mendorong naiknya biaya produksi telepon seluler pintar di dunia.
"Samsung jelas mempelajari Apple dengan menggunakan bahan-bahan seperti logam dan beberapa pilihan desain yang mirip Apple. Tetapi Galaxy S6 Edge lebih murah dari Apple, meski biaya produksinya lebih mahal," kata Rassweiler.
Galaxy S6 Edge di pasaran dijual dengan harga sekitar 799,9 dolar sementara di Indonesia dijual di harga Rp12,5 juta. Adapun iPhone 6 Plus dijual dengan harga 849,99 dolar dan di Tanah Air bisa mencapai harga Rp14 juga sampai Rp15,5 juta (128GB).
Komponen paling mahal dari S6 Edge adalah layar sentuhnya yang melengkung di dua sisi. Teknologi layar itu menelan biaya hingga 85 dolar AS, beber Rassweiler.
Material kedua yang paling mahal adalah prosesor Exynos 7, yang harganya sekitar 29,50 dolar AS. Galaxy S6 adalah ponsel pertama di dunia yang menggunakan Exynos 7, prosesor yang berukuran sangat kecil, tetapi yang punya daya pacu mesin lebih mumpuni.
Sejauh ini hanya Intel yang punya prosesor setara Exynos, prosesor yang diproduksi menggunakan teknologi 14-nanometer. Apple sendiri baru akan menggunakan prosesor itu pada iPhone masa depannya.
Komponen ketiga yang menelan biaya paling besar adalah memori RAM yang berkapasitas 3 GB. Samsung merogoh kocek 27 dolar untuk setiap Galaxy S6 yang menggunakan memori ini. Samsung juga mengeluarkan 25 dolar untuk memori 64GB. (Recode/IHS)
Berdasarkan analisis IHS, Samsung menghabiskan 290 dolar AS (sekitar Rp3,7 juta) untuk memproduksi satu unit Galaxy S6 Edge. Biaya itu sudah termasuk untuk perakitannya.
Jumlah itu 34 dolar AS lebih mahal dari biaya produksi Galaxy 5S dan lebih mahal dibandingkan biaya produksi iPhone 6 dan iPhone 6 Plus, dua ponsel teranyar Apple yang hanya butuh 263 dolar untuk diproduksi.
Menurut Andrew Rassweiler, analis dari IHS, harga material komponen elektronik yang terus meningkat turut mendorong naiknya biaya produksi telepon seluler pintar di dunia.
"Samsung jelas mempelajari Apple dengan menggunakan bahan-bahan seperti logam dan beberapa pilihan desain yang mirip Apple. Tetapi Galaxy S6 Edge lebih murah dari Apple, meski biaya produksinya lebih mahal," kata Rassweiler.
Galaxy S6 Edge di pasaran dijual dengan harga sekitar 799,9 dolar sementara di Indonesia dijual di harga Rp12,5 juta. Adapun iPhone 6 Plus dijual dengan harga 849,99 dolar dan di Tanah Air bisa mencapai harga Rp14 juga sampai Rp15,5 juta (128GB).
Komponen paling mahal dari S6 Edge adalah layar sentuhnya yang melengkung di dua sisi. Teknologi layar itu menelan biaya hingga 85 dolar AS, beber Rassweiler.
Material kedua yang paling mahal adalah prosesor Exynos 7, yang harganya sekitar 29,50 dolar AS. Galaxy S6 adalah ponsel pertama di dunia yang menggunakan Exynos 7, prosesor yang berukuran sangat kecil, tetapi yang punya daya pacu mesin lebih mumpuni.
Sejauh ini hanya Intel yang punya prosesor setara Exynos, prosesor yang diproduksi menggunakan teknologi 14-nanometer. Apple sendiri baru akan menggunakan prosesor itu pada iPhone masa depannya.
Komponen ketiga yang menelan biaya paling besar adalah memori RAM yang berkapasitas 3 GB. Samsung merogoh kocek 27 dolar untuk setiap Galaxy S6 yang menggunakan memori ini. Samsung juga mengeluarkan 25 dolar untuk memori 64GB. (Recode/IHS)
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
Terkini
-
5 Rekomendasi Smartwatch Murah dengan Fitur Kesehatan Lengkap, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Cara Mudah Mengakses Komputer Lain dari Mac
-
5 Smartwatch Murah untuk Anak Sekolah, Sudah Dilengkapi Fitur SOS dan Tahan Air
-
Mengapa Kucing dan Anjing Makan Rumput? Ini Penjelasan Ilmiahnya
-
5 HP Layar AMOLED Termurah 2025, Cocok untuk Nonton dan Gaming Ringan
-
42 Kode Redeem FF 17 Desember 2025: Klaim Skin Pistol Gratis dan Bocoran Kalender Part 2
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai 6000 mAh untuk Ojek Online dan Kerja Lapangan, Bye Lowbatt
-
27 Kode Redeem FC Mobile 17 Desember 2025: Sikat Hazard 115 dan Paket Festive Fixtures
-
LG Hadirkan Solusi Display dan HVAC Berbasis AI dan Hemat Energi, Demi Genjot Sektor B2B
-
7 HP dengan Kamera Leica Terbaik 2025, Hasil Foto Premium Bak Profesional