WWF Indonesia menyebut penyediaan habitat baru sebagai rumah kedua bagi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) menjadi bentuk mitigasi keberlangsungan populasi badak di Indonesia.
Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul di Jakarta, Minggu (20/9/2015), mengatakan Badak Jawa harus segera dicarikan rumah baru sebagai habitat keduanya selain di Ujung Kulon.
"Ini adalah langkah mitigasi yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan populasi Badak Jawa di dunia," katanya.
Menurut dia, kondisi habitat badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sangat rentan oleh bencana alam, karena lokasinya yang berdekatan dengan anak Gunung Krakatau.
Jika suatu saat meletus dan menghancurkan habitat Badak Jawa, maka Indonesia dan dunia akan kehilangan salah satu aset keanekaragaman hayatinya.
Selain itu, integritas habitatnya bersaing dengan pertumbuhan masiflangkap (Arenga obtusifolia), sejenis tanaman palem yang menghalangi sinar matahari menembus bagian bawah hutan dan menghalangi tumbuhnya pakan alami badak.
Hal itu dinilai sebagai salah satu ancaman serius, selain bencana alam, bagi keberlangsungan populasi Badak Jawa yang hanya tertinggal di Indonesia.
Arnold juga menyebut badak Sumatera juga membutuhkan upaya penyelamatan segera.
Kebakaran lahan, ekspansi lahan perkebunan, penebangan ilegal dan perburuan menjadi isu utama pelestarian badak di Sumatera.
"Perlu langkah-langkah konkrit dari pemerintah untuk segera menyelamatkan Badak Sumatera," ujarnya.
Dari sembilan kantung populasi Badak Sumatera di Sumatera dan Kalimantan, hanya tersisa empat kantong saja.
Hasil studi terakhir menunjukkan sudah terjadi kepunahan lokal, seperti diTaman Nasional Kerinci Seblat yang sejak tahun 2008 sudah tidak lagi ditemukan Badak Sumatera.
Data terakhir berdasarkan Population and Habitat Viability Assessment (PHVA, 2015) melansir populasi Badak Sumatera (Dicerorinus sumatrensis) diperkirakan tersisa sekitar 100 individu yang hidup dikawasan-kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Way Kambas dan satu kantung populasi yang baru teridentifikasi pada2013 di Kalimantan Timur.
Temuan keberadaan Badak Sumatera di Kalimantan, menurut dia, membawa angin segar karena sebelumnya di percaya sudah punah.
"Ini menjadi harapan di tengah prediksi mengenai menurunnya angka populasi badak di dunia," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Midea Luncurkan Mesin Cuci Inovatif Cocok Buat Pemilik Hewan Peliharaan
-
Galaxy Buds Core: TWS Rp 799 Ribu, Baterainya Awet Seharian Penuh
-
Hyper Island Lebih Gahar dari Dynamic Island? Ini Kelebihan Unggulan Xiaomi
-
7 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Anda Menjual HP
-
7 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli HP Bekas, Jangan Salah Pilih!
-
iPhone 17 Diklaim Laris Manis, tapi Ada Kabar Kurang Sedap Lain
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober 2025: Banjir Hadiah, Klaim Sebelum Kedaluwarsa
-
18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
-
HP Murah Honor X5c Rilis: Desain Mirip iPhone, Harga Sejutaan
-
Pemilik Ponpes Al Khoziny Bukan Orang Sembarangan, Petinggi Partai Beri Bantuan