Suara.com - Teluk Persia, kawasan yang menjadi rumah bagi sejumlah negara Arab, diperkirakan tak lagi bisa didiami oleh manusia pada tahun 2100. Alasannya karena satu abad dari sekarang suhu dan kelembaban udara di kawasan itu sudah meningkat drastis, sehingga tak mampu diatasi oleh tubuh manusia.
Menurut sebuah riset yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change, emisi gas rumah kaca akan membuat kawasan Teluk sangat panas pada 2100 sehingga tubuh manusia normal tak lagi mampu menahannya.
Lazimnya ketika panas, tubuh manusia akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan tubuh. Tetap di Teluk, 100 tahun dari sekarang, suhu panas dan kelembaban udara akibat uap air dari lautan yang lebih hangat akan membuat manusia tak lagi mampu mendinginkan tubuh secara alami.
Kondisi ini akan mengancam nyawa mereka yang bekerja di luar ruangan seperti petani, mereka yang tinggal di dalam rumah tanpa pendingin udara, kaum miskin, bahkan pelaksanaan ibadah haji.
"Hasil studi kami menunjukkan adanya titik panas di kawasan itu, yang tampaknya berdampak besar pada kemampuan manusia untuk hidup (di kawasan itu) di masa depan," tulis Jeremy S. Pal dari Loyola Marymount University dan Elfatih A.B. Eltahir dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, yang menggelar riset tersebut.
Seratus Tahun Lebih Cepat
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan iklim gobal akan menaikan suhu udara ke tingkat yang tak mampu diatasi oleh tubuh manusia dalam 200 tahun ke depan. Tetapi riset baru Pal dan Eltahir menemukan bahwa kondisi ekstrem itu akan datang 100 tahun lebih cepat.
Dalam riset itu mereka menggunakan pemodelan komputer untuk meprediksi perubahan cuaca global. Mereka melandaskan model itu pada tren pemanasan dan perubahan cuaca dunia saat ini.
Analisis mereka didasarkan pada metode penghitungan kondisi atmosfer yang dikenal dengan nama "suhu wet-bulb". Menurut Eltahir, suhu wet-bulb biasanya digunakan untuk mengukur kondisi, sejauh mana penguapan dan aliran udara bisa mengurangi suhu sebuah objek.
Yang dihitung dalam pengukuran suhu wet-bulb adalah suhu dan kelembaban udara. Suhu wet-bulb selalu lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara yang dihitung menggunakan termometer biasa (dry bulb).
Menurut Eltahir, tubuh manusia hanya bisa bertahan dalam kondisi suhu wet-bulb di bawah 95 derajat Farenheit (35 derajat Celcius). Jika terpapar suhu wet-bulb di atas 95 derajat Farenheit maka efeknya akan "cukup mematikan."
Ancam Ibadah Haji
Eltahir memperkirakan suhu wet-bulb di atas 95 derajat Farenheit akan terjadi satu kali setiap 10 atau 20 tahun ke depan. Adapun gelombang panas yang berlangsung pada Juli kemarin, yang menewaskan ribuan orang di India, sudah mencapai 94,3 derajat Farenheit.
Dalam studinya Eltahir secara khusus memperingatkan bahwa kenaikan suhu ekstrem ini akan mengancam penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi, yang sebagian besar ritualnya berlangsung di luar ruangan.
"Ritual wajib umat Islam ini, yang digelar di luar ruangan, akan sangat mengancam kesehatan manusia," tulis para peneliti.
Sebelumnya dalam penelitian di 2010, ilmuwan bernama Steven Sherwood memperkirakan bahwa sebagian kawasan di dunia tak akan lagi bisa didiami manusia dalam 200 tahun ke depan. Kondisi itu, jelas dia tak akan terhindarkan jika manusia tak segera mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil, salah satu komoditas utama negara-negara Arab. (New York Times)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya