Suara.com - Tinder baru-baru ini merilis fitur terbaru yang ternyata mendapat sambutan kurang baik dari para pemilik akun. Bahkan, tidak sedikit dari mereka mengamuk dan mengeluarkan kemarahannya melalui media sosial.
Pasalnya, fitur terbaru Tinder itu dinilai banyak pemilik akunnya menyerang privasi mereka. Fitur terbaru itu memang baru dirasakan pengguna di Australia.
Fitur tersebut bernama Tinder Sosial, saat ini hanya tersedia bagi sejumlah pengguna terpilih di Australia. Tujuan dari diciptakannya fitur ini adalah mendorong pengguna mengambil bagian dalam kelompok kencan.
Pengguna Tinder diberi pilihan membuat grup dengan teman-teman yang menggunakan aplikasi. Mereka dapat memilih dan menyingkirkan dengan kelompok lain.
"Anda dapat chatting dengan grup yang sudah cocok atau melihat status mereka untuk mencari tahu apa yang mereka lakukan dan kemana tempat mereka berkumpul. Ini adalah cara untuk pergi ke tempat-tempat dengan orang-orang yang sudah dicocokkan, bersosialisasi jadi lebih mudah setelah Anda keluar," tulis Tinder di blog-nya.
Setelah log in, pengguna terus disarankan untuk "membuat grup" dengan menggeser ke kiri dan kanan tergantung siapa yang berpotensial untuk jadi pasangan. Ketika pengguna setuju memulai sebuah kelompok, mereka dibawa ke layar dengan daftar setiap orang mereka yang merupakan teman Facebook dengan menggunakan layanan ini.
Sementara Tinder membutuhkan profil Facebook untuk menggabungkan aplikasi, tidak mengirim apapun untuk menunjukkan pengguna menggunakan layanan ini.
Pencipta kelompok juga memiliki kemampuan melihat profil penuh teman-teman Facebook mereka tanpa persetujuan mereka. Hal ini yang membuat para pengguna mengamuk atas perubahan otomatis tersebut.
"Saya mengirim mereka umpan balik dan menghapus akun saya. Semua bisa saya lakukan. Benar-benar f *** ing menjijikkan, "tulis salah satu pengguna Reddit.
"Bicara tentang pelanggaran privasi? Aku menemukan setiap teman Facebook saya yang menggunakan Tinder," tulis yang lain. (News)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8