Suara.com - Penelitian terbaru dari Kaspersky Lab dan B2B International, menyuarakan keprihatinan mengenai keamanan beraktivitas online bagi seseorang yang telah berusia lebih dari 55 tahun. Temuan penelitian ini, yang disampaikan dalam sebuah laporan berjudul: 'Older and wiser? A look at the threats faced by over-55s online'.
Head of Consumer Business di Kaspersky Lab, Andrei Mochola menuturkan, di satu sisi, temuan ini bagus melihat bahwa begitu banyak responden yang berusia lebih dari 55 tahun menggunakan internet untuk berbelanja dan beraktivitas perbankan.
"Laporan ini menunjukkan bahwa generasi ini mendukung kehidupan yang terkoneksi. Di sisi lain, kelompok usia ini tidak melindungi diri mereka sendiri dengan benar. Mereka bahkan tidak percaya bahwa mereka adalah target kriminal di dunia maya dan menempatkan diri dalam keadaan bahaya berulang kali," ucapnya.
Penilitian terhadap 12.546 responden dari pengguna internet di seluruh dunia, menunjukkan bahwa generasi yang lebih tua sebenarnya target yang sangat menarik bagi penjahat siber. Ketika sedang online, kebanyakan dari mereka berbelanja, melakukan aktivitas perbankan dan berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka cintai tanpa melindungi diri sendiri secara efektif, serta hal lain yang penting bagi mereka, dari ancaman penjahat siber.
Kelompok usia ini cenderung tidak melindungi perangkat mobile atau mengubah perilaku ketika online supaya tetap aman. Sebagai contoh, mereka menggunakan pengaturan privasi yang tinggi pada jejaring sosial namun tidak di browser bahkan lebih rendah dibanding kelompok usia lainnya (30% vs 38%).
Mereka juga tidak menggunakan fungsi keamanan dalam perangkat mereka (seperti 'Find My Device') atau VPN - 28% dan 10% apabila dibandingkan dengan 42% dan 16% dari pengguna di semua kelompok usia. Ketika berbagi informasi, hanya 35% melakukan double-check sebelum mengirim pesan dan hanya 16% menghindari berbagi informasi ketika sedang kelelahan (versus 44% dan 31% di antara responden termuda).
Generasi yang lebih tua ini menggunakan internet untuk berbagai aspek kehidupan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap penjahat siber jika mereka terus beraktivitas online tanpa mengambil tindakan pencegahan.
Mereka menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan orang lain, sekitar 94% dari kelompok usia ini menggunakan e-mail secara teratur. Kelompok usia ini lebih mungkin daripada yang lain untuk melakukan transaksi keuangan melalui Internet, dengan 90% berbelanja dan beraktivitas perbankan secara online (dibandingkan dengan rata-rata 84% pengguna di semua kelompok usia).
Meskipun hasil penelitian ini telah dilaporkan, nyatanya hanya setengah dari kelompok usia ini (49%) yang merasa khawatir tentang kerentanan ketika membeli produk secara online. Sebagian besar (86%) tidak percaya mereka adalah target bagi penjahat siber.
"Di Kaspersky Lab, kami mendorong pengguna internet di kelompok usia ini untuk lebih sadar akan bahaya yang mereka hadapi secara online, dan bertindak lebih cerdas. Menjadi waspada secara online, serta menginstal solusi keamanan yang handal dan memastikan pengaturan privasi yang tinggi pada semua perangkat yang digunakan untuk mengakses internet, akan menjamin kehidupan yang terkoneksi lebih bahagia dan sehat," ujar Andre.
Menariknya, empat dari sepuluh (40%) menempatkan diri mereka pada posisi yang berisiko dengan berbagi rincian keuangan dalam domain public (dibandingkan dengan 15% di semua kelompok usia).
Kurangnya kecerdasan dalam berperilaku online membuat kelompok usia ini kurang siap terhadap bahaya di dunia online. Akibatnya, generasi ini menjadi korban penjahat siber.
Menurut laporan itu, 20% dari pengguna internet secara keseluruhan memiliki kerabat yang lebih tua yang berhadpan dengan software berbahaya, dan 14% memiliki kerabat di kelompok usia yang sama telah tertipu dengan hadiah palsu yang menarik lewat online. Selain itu, 13% memiliki kerabat yang telah berbagi terlalu banyak informasi pribadi secara online dan 12% memiliki kerabat yang telah menjadi korban penipuan online, melihat konten yang tidak pantas, atau berkomunikasi dengan orang asing yang berbahaya secara online.
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 HP RAM 12 GB di Bawah 2 Juta Terbaik 2025; Waspada Harga Naik, RAM Langka
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay
-
29 Kode Redeem FC Mobile Aktif 21 Desember 2025, Klaim Stam 115 dan Rank Up Gratis
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi