Suara.com - Lenovo memberikan beasiswa Rp100 juta bagi 500 pembuat aplikasi (developer) Indonesia untuk belajar Dicoding Academy. Program beasiswa ini adalah salah satu Corporate Social Responsibility (CSR) dari divisi smartphone Lenovo.
MBG Marketing Manager Lenovo Indonesia Miranda Warokka menjelaskan, beasiswa ini bertujuan mengembangkan kualitas dan kuantitas developer lokal agar kelak bisa bersaing di pasar internasional.
"Kami ingin agar industri kreatif, dalam hal ini aplikasi lokal, semakin berkembang," kata dia dalam konferensi pers pemberian sertifikat dan Lenovo Vibe K5 Plus bagi lima siswa terbaik, Kamis (13/10/2016) di Jakarta.
"Ini (beasiswa) juga menjadi bagian dari salah satu kampanye VR (Virtual Reality) Lenovo, karena di VR itu kuncinya, kan, konten. Kami mulai ini pada Agustus, saat meluncurkan seri VR pertama kami, dan sudah selesai Oktober," lanjut Miranda dalam jumpa pers yang juga dihadiri Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK, Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) M. Neil El Himam.
Dicoding Academy sendiri merupakan program pembelajaran on-line dari Dicoding Indonesia, sebuah pengembang platform yang kini beranggotakan 350 ribu developer dari seluruh Indonesia. "Dicoding Academy sudah berjalan dua tahun dengan 10 ribu siswa aktif, kerja sama dengan Lenovo sendiri baru sejak Agustus kemarin," jelas CEO Dicoding Indonesia Narenda Wicaksono.
Kurikulum Dicoding Academy, akunya, dibuat bersama-sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi dunia seperti Google, Intel, Microsoft, dan Lenovo.
"Penerima beasiswa Lenovo kami pilih berdasarkan keaktifan mereka. Di platform kami, kami bisa tahu mana yang paling aktif, tinggal difilter," papar Miranda.
Ke-500 penerima beasiswa Lenovo ditawarkan empat kelas di Dicoding Academy yakni 'Membangun Game Android HTML 5', 'Membangun Game Multi-Platform', 'Membangun Aplikasi Android Native Bagian I', serta 'Membangun Aplikasi Android Native Bagian II'.
Peserta masing-masing kelas mendapatkan kesempatan mempelajari materi pemograman melalui sesi ulasan aplikasi dari para developer Indonesia yang telah lebih dulu berhasil. Kelulusan peserta ditentukan kualitas kode yang diberikan sebagai bagian dari tugas akhir, dan dinilai oleh para ahli di bidang itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Microsoft Mau 500 Ribu Orang Indonesia Melek Teknologi AI di 2026
-
Susul Huawei, Xiaomi Siapkan Sistem Operasi HyperOS Khusus PC
-
Pemerintah Korsel Turun Tangan usai Game PUBG Terancam Diblokir Prabowo
-
45 Kode Redeem FF Terbaru 12 November 2025, Klaim Evo Gun dan Skin SG2 Gratis
-
WhatsApp Siapkan Fitur Message Request: Privasi Pengguna Makin Terlindungi
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 November 2025, Banjir Ribuan Gems dan Pemain OVR 113
-
Nasib Tragis HP Gaming Black Shark: Populer Berkat Xiaomi, Kini Perlahan Hilang
-
Perbandingan Redmi Pad 2 Pro vs Xiaomi Pad 7, Bagus Mana?
-
JBL Sense PRO: Revolusi Headphone Open-Ear Premium dengan Suara Imersif dan Kenyamanan Tanpa Batas
-
Mitos atau Fakta? Ini yang Terjadi Jika Kamu Menelan Permen Karet