Suara.com - Jumlah ilmuwan di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan populasi penduduk secara keseluruhan. Data yang dihimpun Kemenrisdikti menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang dipatenkan ilmuwan Indonesia setiap tahunnya hanya berjumlah 31 paten per 1 juta penduduk.
Angka ini mengantarkan Indonesia menempati urutan ke-94 untuk jumlah paten yang dihasilkan per tahun dari 138 negara. Ananto Kusuma Seta, Staf Ahli Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan bahwa profesi sebagai peneliti dianggap sulit, sehingga membuat jumlah profesi ini di Indonesia sangat sedikit.
"Pendidikan adalah salah satu bagian untuk mewujudkan Indonesia lebih baik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini PR kita bersama untuk meningkatkan jumlah ilmuwan di Indonesia," ujar Ananto pada penganugerahan L'Oréal-UNESCO for Women in Science di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Untuk meningkatkan jumlah ilmuwan di Indonesia, ia mengatakan, pembentukan karakter bisa dimulai sejak anak-anak usia dini. Ananto juga mengatakan bahwa sistem full day school yang diinisiasi Kemendikbud merupakan salah satu strategi untuk mengenalkan para siswa sekolah dasar dengan profesi peneliti.
"Kemendikbud bertekad melalui full day school, siswa dapat mengikuti kegiatan pendidikan karakter yang menyenangkan. Anak tidak hanya belajar akademik tapi juga diekspos dengan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam," tambah dia.
Lebih lanjut Ananto mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar formal hanya dilakukan sampai setengah hari, selanjutnya usai makan siang, anak dapat mengikuti beragam ekstrakurikuler atau mengeksplor minat dan bakatnya lebih luas.
"Pagi sampai siang anak akan belajar seperti biasa, tapi setelah makan siang, bentuk kegiatannya sudah lebih ke eksplorasi. Anak bisa ke perpustakaan, atau ke tempat-tempat lainnya untuk mengembangkan potensinya," lanjut dia.
Kegiatan eksplorasi ini, menurut Ananto, dapat mengenalkan anak pada nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia lengkap dengan keragaman budaya yang dapat menjadi sumber inovasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan dengan Skor AnTuTu Tertinggi 2025
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Potrait Hitam Putih Elegan untuk Profil Linkedin
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
-
Tutorial Hapus Riwayat Tontonan di TikTok yang Lagi Viral, Tinggal Sat Set
-
14 Kode Redeem FC Mobile 21 September: Banjir Hadiah, dari Veron 110 Sampai Jutaan Koin Gratis
-
32 Kode Redeem FF 21 September 2025: AK47 Paradox dan Skin Monster Langka Menantimu
-
Spesifikasi iPhone 11: Intip Harga Terbarunya, Benarkah Layar Mudah Rusak?
-
Daftar Harga HP Huawei Terbaru September 2025, Mulai Rp3 Jutaan
-
10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
-
15 Kode Redeem FF Terbaru 21 September 2025: Hadiah AK47 Paradox Siap Klaim